Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Korban Jeratan Kabel Fiber Optik Akhirnya Pulang dari RS Polri Kramatjati

Kompas.com - 12/12/2023, 13:13 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sultan Rifat Alfatih, korban kabel fiber optik milik PT Bali Tower di kawasan Jakarta Selatan pada Januari 2023 lalu, sudah kembali ke rumahnya.

Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto mengatakan, Sultan sudah diperbolehkan untuk rawat jalan.

"Dua pekan lalu (27/11/2023), Sultan sudah boleh rawat jalan. Dua pekan lalu beratnya sudah 56 kilogram dan selama dua pekan di rumah sudah 61 kilogram," tutur dia di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (12/12/2023).

Hariyanto menerangkan, bertambahnya berat badan Sultan membuat tim dokter gabungan dari RS Polri Kramatjati, RS Fatmawati, dan RS Cipto Mangunkusumo, menyatakan gizinya sudah mencukupi.

Baca juga: Sultan Korban Jeratan Fiber Optik Kehilangan Indra Penciuman Usai Operasi Pengangkatan Pita Suara

Pasalnya, ketika mulai dirawat di RS Polri Kramatjati pada 3 Agustus, berat badan Sultan hanya 45 kilogram. Sementara tinggi badannya 182 sentimeter (cm).

Menurut dia, membaiknya berat badan Sultan memungkinkan tim dokter untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

"Perbaikan keadaan umum (yang mencakup berat badan) untuk mempersiapkan tindakan operasi, termasuk konsultasi psikiatri dan psikolog," jelas Hariyanto.

Ketika kondisi Sultan secara umum dinyatakan membaik, tindakan operasi dilakukan.

Dokter Yosita Rahman selaku spesialis THT dan kepala tim penanganan Sultan menambahkan, operasi total yang mencakup penangkatan pita suara dan rekonstruksi eksofagus dilakukan pada 19 Oktober.

"Operasi berlangsung selama 12 jam. Pasca tindakan, pasien kami rawat ketat di ICU. Alhamdulillah, pasien dapat melalui masa kritis dengan baik," ucap dia.

Baca juga: Sultan Rifat Sering Dijenguk Teman, Ayah: Itu Obat buat Anak Saya, Dia Jadi Happy

Pada 16 November, tim dokter melakukan tes makan dan makanan berhasil melewati tenggorokan Sultan. Selang NGT pun dicabut.

Untuk berbicara, Sultan masih menggunakan alat bernama elektrolaring untuk sementara waktu.

Elektrolaring adalah alat yang ditempel di leher. Alat ini memungkinkan seseorang berbicara tanpa harus mengeluarkan suara.

"Rencananya dilakukan pelatihan (berbicara) menggunakan suara eksofagus, yang mungkin ini membutuhkan waktu. Alhamdulillah, saat ini pasien sudah dapat makan bubur dengan baik, pasien bisa bicara menggunakan elektrolaring, dan gizinya sudah menjadi gizi cukup. Luka di lehernya telah sembuh," ujar Yosita.

"Bismillah, mudah-mudah Sultan dapat kembali beraktivitas," pungkas dia.

Baca juga: Ayah Sultan Rifat Sebut PT Bali Tower Tak Pernah Meminta Maaf

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com