Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Kampanye Minim, "Driver Ojol" yang Jadi Caleg DPRD DKI Sering Dimintai Sembako Saat Blusukan

Kompas.com - 18/01/2024, 06:56 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Rusli (54), pengemudi ojek online yang maju menjadi calon legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta mengaku sering dimintai sembako oleh warga saat "blusukan" ke daerah pemilihannya.

"Setiap saya turun ke dapil, blusukan, 'sembako mana?', 'berani berapa amplopnya?', kan gitu. Iya (warga). Saya kalau turun dapil kan gitu. ‘Wah, kemarin dari partai lain kasih ini’,” ujar Rusli saat ditemui di kawasan Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/1/2024).

Mendengar hal tersebut, Rusli hanya bisa tersenyum sambil memperkenalkan dirinya dan program-programnya jika nantinya terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta.

Baca juga: Cerita Rusli, Driver Ojol yang Jadi Caleg DPRD DKI Jakarta

Namun, pembahasan soal bagi-bagi sembako gratis itu terus berulang tiap bertemu calon pemilihnya. Mau tidak mau, Rusli terkadang harus menanggapinya.

“Jawabannya gitu, 'kemarin partai ini sudah kemari, Pak', ‘terus bagaimana? Memangnya kenapa?’, ‘ya bapak mau kasih apa? Partai lain ada yang kasih APK, kalender, striker’,” ujar Rusli menirukan percakapannya dengan warga.

“Saya bilang, ‘kalau saya memang enggak punya, saya hanya menjual program. Apa yang mau dikasih? Buat saya saja susah. Kan saya ke dapil artinya saya enggak narik. Saya ojol’,” lanjutnya.

Selain permasalahan soal sembako, Rusli juga tidak mempunyai tim pemenangan. Dia hanya bisa berangkat seorang diri untuk bertemu warga di dapilnya. Hal ini karena dana kampanyenya yang sangat minim.

“Sendiri (kalau blusukan), soalnya kalau mau bikin tim, itu harus ada uang juga. Minimal rokok atau kopi. Saya saja sampai bela-belain enggak narik, bagaimana mau dapat duitnya?” kata Rusli sambil tertawa.

Baca juga: Pengamat Tata Kota Minta Caleg dan Parpol Tak Pasang APK di Jalan

Permasalahan Rusli ternyata tak sampai di situ saja. Dia juga harus memutar otak untuk menghidupi keluarganya.

Pasalnya, setiap blusukan ke warga, dia terpaksa tidak bisa narik ojek online. Alhasil, Rusli tidak membawa uang ke rumah.

“Kalau pulang, saya bingung bilang ke istri. Kan ditanyain. 'Ayah kan tadi keluar narik?', 'ayah ke dapil', 'ke dapil melulu'. Tidurnya dipunggungin deh,” kata Rusli sambil tertawa.

Untuk menyiasatinya, ayah tiga anak itu sesekali menyalakan aplikasi ojek online usai blusukan.

Ia mencari penumpang yang satu arah ke rumahnya di wilayah Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca juga: Terhalang Spanduk Caleg, Pengendara Motor di Duren Sawit Tabrak Mobil hingga Terjatuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com