Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita dalam Peti Kemas Tanjung Priok, Ada Tanda Kekurangan Oksigen

Kompas.com - 18/01/2024, 17:14 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok jasad perempuan tanpa identitas yang ditemukan dalam sebuah peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih misteri.

Jasad wanita paruh baya dengan perawakan sedang itu ditemukan di terminal bongkar muat 01 Perca pada Selasa (16/1/2024) pukul 09.00 WIB.

Penemuan jasad ini berawal dari seorang petugas yang diminta atasannya untuk memuat barang di sebuah peti kemas.

Baca juga: Polisi Ungkap Ciri Fisik Jasad Wanita dalam Peti Kemas di Tanjung Priok

Saat membuka peti kemas itu, petugas terkejut melihat adanya mayat yang disertai bau busuk dan menyengat. Awalnya dia tidak yakin itu adalah mayat.

Setelah mendapat laporan, polisi mendatangi lokasi dan menemukan jasad tersebut dalam kondisi tersungkur dan lebam. Berikut fakta-faktanya:

Tak ada tanda kekerasan

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Krisnha menyatakan, tak tanda-tanda kekerasan pada jasad wanita tersebut.

"Dari pengamatan kami, kemarin juga ada beberapa saksi yang ikut lihat, secara kasat mata sejauh ini belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," kata Krisnha, Rabu (17/1/2024).

Meski begitu, jasad perempuan tersebut masih harus menjalani otopsi guna penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga: Jasad Wanita yang Ditemukan di Peti Kemas Tanjung Priok Baru Mulai Diotopsi Hari Ini

Ada tanda kekurangan oksigen

Berdasarkan hasil otopsi tim dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, wanita misterius itu diduga sempat mengalami kekurangan oksigen sebelum tewas.

"Hasil hasil pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dokter forensik RS Polri diketahui bahwa ditemukan tanda kekurangan oksigen pada jenazah sebelum meninggal dunia," kata Krisnha, Kamis (18/1/2024).

Saat ini, jasad perempuan tersebut berada di RS Polri Kramatjati untuk diotopsi guna penyelidikan lebih lanjut.

Tewas sepuluh pekan lalu

Berdasarkan hasil otopsi RS Polri Kramatjati, dokter memperkirakan jasad yang ditemukan dalam peti kemas itu sudah tewas sejak sepuluh pekan lalu.

"Dari pengamatan tim dokter forensik RS Polri Kramatjati, ditinjau dari bentuk, warna kulit dan lainnya, usia kematian jenazah diperkirakan dua hingga 10 minggu," ungkap Krisnha.

Baca juga: Teka-teki Penemuan Mayat Perempuan di Dalam Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Ada Kertas Karton di TKP

Berdasarkan hasil identifikasi awal, korban memiliki perawakan sedang dengan tinggi 150-160 sentimeter, berusia sekitar 50 hingga 65 tahun.

"Terdata bahwa perempuan itu orang Indonesia dengan ras mongoloid. Warna kulitnya tidak kelihatan karena sudah mengalami proses pembusukan bahkan mumifikasi," kata Krisnha

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com