Proses pengangkatan kontainer dari kereta ke darat juga menjadi penyebab pintu kereta lama ditutup dan antrean kendaraan mengular.
"Ada juga proses pengangkatan kontainer. Jadi pakai alat berat diangkat, atau lagi dimuat. Makanya itu yang menyebabkan agak lama pintu kereta di sini," imbuh dia.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Bakal Bangun 4 JPO Baru Tahun Ini
Antrean yang mengular, udara panas Tanjung Priok, dan lamanya waktu menunggu di pintu kereta membuat Kardina kerap menjadi bulan-bulanan caci maki warga.
"Kalau yang paling spesial di sini, saya sering kena caci maki pengguna jalan," ucap dia.
"Mereka pikir kelamaan nunggu, dianggapnya kami yang ulur waktu. Padahal kan tergantung kereta. Dan kami buka tutup pintu saja. Kalau kendali kereta itu kan hanya masinis aja. Kita enggak punya kendali. Yang kami lakukan untuk keselamatan mereka, kok," lanjut dia.
Meski begitu, semakin hari Kardina semakin mengerti. Emosi sesaat bisa menyebabkan hal-hal fatal terjadi, apalagi saat berhadapan dengan masyarakat Tanjung Priok.
"Ancaman itu jadi hal biasa, makanan sehari-hari. Mereka mencaci. Tapi semakin ke sini semakin mengerti," ujar Kardina.
Sejauh hitungan Kompas.com menggunakan stopwatch, buka tutup pintu kereta Tanjung Priok memang bisa memakan waktu 3.50 menit hingga 4 menit.
Jalur yang sempit juga membuat mobil kontainer dan kendaraan lainnya harus mengantre hingga terjadi kemacetan yang terus berulang di lokasi tersebut.
Baca juga: Puncak Bogor Masih Diguyur Hujan, Debit Air Bendung Katulampa Dikhawatirkan Naik
Selain caci maki, Kardina juga menyebut jalur pelintasan kereta yang dijaganya sebagai jalur merah. Tawuran antarkelompok warga kerap terjadi di sana.
"Kita kan ada empat orang, tiga shift dan satu biasanya libur. Di sini 24 jam. Kereta barang 24 jam lewat terus. Tapi enggak sesering siang hingga sore kalau malam. Nah, sering banget tuh, tawuran antarwarga," tutur Kardina.
Selain tawuran, ada jambret dan copet yang juga kerap Kardina saksikan langsung.
"Saya sering lihat tawuran, pagi siang malam di sini. Ada juga pencopetan, jambret, sering di sini," tutur dia.
Handheld transceiver (HT) di tangan kanan Kardina tiba-tiba berbunyi, mengurungkan niatnya yang hendak membakar rokok.
"Masuk, JPL 11E, kereta mau lewat, masuk," kata suara pria di ujung HT.
"Diterima, masuk, segera ditutup, copy," jawab Kardina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.