Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APK Partai Dipaku di Pohon, Warga Bekasi: Ganggu, Ini Bentuk Polusi Visual

Kompas.com - 20/01/2024, 19:40 WIB
Firda Janati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Semrawutnya alat peraga kampanye (APK) di sepanjang Jalan Nangka Raya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, diakui warga menganggu pemandangan.

Seorang warga bernama Dasya (30) mengatakan, berbagai jenis atribut kampanye yang dipaku di pohon itu sangat menganggu dan merusak estetika.

"Sangat mengganggu, bisa dibilang ini bentuk polusi visual," ujar Dasya kepada Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Miris, Puluhan Pohon di Bekasi Jadi Korban Atribut Kampanye Caleg dan Partai

Dasya mengatakan, dirinya mengetahui kalau pohon menjadi salah satu tempat yang dilarang dipasang APK.

"Tahu banget (enggak boleh dipaku di pohon) dan sebenarnya ini masalah yang selalu muncul, terutama di tahun politik," kata dia.

Dasya menuturkan, sebelum mulai masa kampanye ini sudah banyak poster dan baliho komersial tersebar di berbagai titik.

"Sekarang jadi berkali kali lipat lebih parah pas masa kampanye ini," kata dia.

Hal senada juga diucapkan Salma (25). Baginya, APK itu menganggu pemandangan saat melewati jalan tersebut.

"Pasti sangat terganggu ya, polusi mata itu. Bekasi sudah kebanyakan gedung, sekalinya ada pohon malah dipasang APK Partai," ucapnya.

Salma mengatakan, banyaknya APK yang ditancap di pohon itu membuat dia geram karena bukan hanya menganggu pemandangan, tetapi juga merusak lingkungan.

Baca juga: Ruang Publik, Pohon, JPO, Harus Bebas dari Atribut Kampanye

"Saya jujur geregetan lihat APK Partai di pohon gitu. Kasian pohonnya jadi kotor. Pusing lihatnya, jalanan jadi amburadul," imbuhnya.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, Sabtu (20/1/2024), di sepanjang Jalan Nangka Raya itu ada banyak alat peraga kampanye (APK) berbagai jenis yang menancap di pohon-pohon.

Mulai dari baliho, poster, bahkan hingga bendera partai. Puluhan APK itu memenuhi badan pohon hingga hampir tak terlihat.

Satu pohon bisa terdapat dua hingga tiga poster calon legislatif dari partai PSI, Demokrat, PKS, PDIP, Golkar dan PBB dan banyak partai lainnya.

Hadirnya pohon yang seharusnya menjadi penyejuk mata dan keindahan estetika itu "dirusak" oleh orang-orang yang ingin menjadi pejabat negara.

Baca juga: Ambruk ke Jalan karena Terbebani APK, Pagar Taman Ampera Belum Bisa Diperbaiki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com