Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Masalah Kualitas Pendidikan di Lebak Kantin Bogor

Kompas.com - 23/01/2024, 11:04 WIB
Ruby Rachmadina,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Warga Lebak Kantin, Sempur, Bogor mengeluhkan masalah kualitas pendidikan di lingkungannya.

Ketua RW 05 Lebak Kantin Adang Rahmat mengatakan, ada beberapa faktor penyebab permasalahan pendidikan di wilayahnya, mulai dari faktor internal hingga eksternal.

Faktor tersebutlah yang menjadi permasalahan dan memengaruhi penentuan kualitas pendidikan di Lebak Kantin.

Baca juga: Menengok Permukiman Kumuh di Sempur, Tak Jauh dari Istana Bogor

Pendidikan kurang, rata-rata SMA. Yang melanjutkan ke perguruan tinggi hanya beberapa diri aja. Satu, dua aja. Apakah karena kemampuan warga atau karena pergaulan,” ucap Adang saat diwawancarai Kompas.com, Senin (22/1/2024).

Dari faktor internal, orangtua sebagai wali murid lebih memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan anaknya setelah lulus SMA ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi.

Sedangkan dari faktor eksternal, yaitu lingkungan pergaulan anak.

Adang mengatakan, jika lingkungan pergaulan banyak yang tidak sekolah, maka bisa membuat anak menjadi malas melanjutkan pendidikannya. Mereka lebih memilih untuk bermain yang berujung pada putus sekolah.

“Ya itu pengaruh lingkungan, apalagi pergaulannya dengan orang yang tidak sekolah akhirnya drop out,” tutur Adang.

Baca juga: Tutup Kubangan Terminal Bubulak Pakai Aspal Bekas, Sekda Bogor: Memang Tidak Ada Anggaran

Ketua RT 03 RW 05 Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah Erwin Munandar menyampaikan, untuk pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayahnya berdasarkan sistem zonasi.

Di lingkungan Lebak Kantin terdapat beberapa sekolah negeri yang jaraknya cukup dekat, sehingga warga sekitar bisa menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang bermutu.

Namun, bagi orangtua dengan kondisi ekonomi yang berkecukupan lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

Akan tetapi, kualitas pendidikan bukan hanya dipengaruhi dari sekolah, namun juga dari lingkungan, keluarga dan kualitas individu diri.

“SD dekat-dekat sini ada, SMP tergantung zonasi, sekolah swasta kalau mereka punya uang, yang bagus, yang favorit itu yang dipilih. SMA itu tergantung nasib si anak dan keluarganya, walau zonasi dan kita sudah meminta bantuan anggota dewan kalau kondisi anak dari segi nilai kurang tidak bisa memaksakan,” ucap Erwin.

Baca juga: Jalan KH Abdullah bin Nuh Kota Bogor Macet, Tidak Ada Petugas yang Mengatur Lalin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com