Solid bercerita tentang dirinya yang berjualan gerobak rujak buah sejak awal 2000-an di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.
"Waktu itu saya tinggal sendiri di Jakarta. Terus jualan daerah SMP Negeri 3 Jakarta, rujak buah juga tapi enggak begitu lama di sana," ujarnya.
Dirinya mengaku sempat mengganti beberapa pekerjaan sebelum akhirnya menetap di Depok sebagai tukang gerobak rujak buah.
"Pernah jadi tukang proyek di Lenteng Agung, terus dagang bakwan malang di sekitar Universitas Pancasila. Ya intinya coba-coba dulu sebelum akhirnya lanjut rujak buah lagi," kata Solid.
Solid mengungkapkan, rasa bahagia dan tenang menyelimuti dirinya bisa berjualan dengan bebas dan fleksibel di Depok.
Baca juga: Keluh Kesah Sopir Truk yang Seperti Dirampok Setiap Kali Bertemu Anak Asmoro di Jalan
"Prinsip saya dari dulu ya hidup tenang. Tenang hati, tenang pikiran, sehat selalu. Kalau hidup dibawa senang-senang, pasti beneran senang. Kalau dibawa sedih pasti jadi sedih," ungkap Solid
Dia juga membahas bagaimana antar pedagang Depok selalu membantu satu sama lain, seperti menjadi teman hidup.
"Seru kalau di sini. Kalau saya lagi istirahat tidur, nanti jualan saya ada yang bantu jaga. Begitu juga kebalikannya. Kita saling paham satu sama lain, hal kayak gini susah kalau di lingkungan pedagang," tutur Solid.
Solid mengucap syukur dapat berjualan dengan nyaman di Depok, ketika mencoba membandingkan dirinya saat bekerja di Jakarta.
"Daripada panas pikiran, mending panas matahari Depok," ucap Solid dengan nada bergurau.
Tidak hanya itu, Solid juga mengaku, dirinya memilih bertahan berjualan rujak buah juga untuk para ibu-ibu yang mungkin ngidam.
"Nanti kalau saya enggak jualan, repot itu yang ngidam rujak," tambahnya sambil diiringi gelak tawa.
Solid juga menceritakan pengalamannya ketika masih berjualan di Jakarta. Menurut dia, Jakarta adalah medan perang baginya.
Berdagang di daerah Manggarai dan Matraman membuatnya kapok.