Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi di Balik Guyonan Pak Solid, Tukang Rujak Margonda yang Jenaka...

Kompas.com - 26/01/2024, 05:30 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Tenang berjualan di Depok

Solid bercerita tentang dirinya yang berjualan gerobak rujak buah sejak awal 2000-an di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.

"Waktu itu saya tinggal sendiri di Jakarta. Terus jualan daerah SMP Negeri 3 Jakarta, rujak buah juga tapi enggak begitu lama di sana," ujarnya.

Dirinya mengaku sempat mengganti beberapa pekerjaan sebelum akhirnya menetap di Depok sebagai tukang gerobak rujak buah.

"Pernah jadi tukang proyek di Lenteng Agung, terus dagang bakwan malang di sekitar Universitas Pancasila. Ya intinya coba-coba dulu sebelum akhirnya lanjut rujak buah lagi," kata Solid.

Solid mengungkapkan, rasa bahagia dan tenang menyelimuti dirinya bisa berjualan dengan bebas dan fleksibel di Depok.

Baca juga: Keluh Kesah Sopir Truk yang Seperti Dirampok Setiap Kali Bertemu Anak Asmoro di Jalan

"Prinsip saya dari dulu ya hidup tenang. Tenang hati, tenang pikiran, sehat selalu. Kalau hidup dibawa senang-senang, pasti beneran senang. Kalau dibawa sedih pasti jadi sedih," ungkap Solid

Dia juga membahas bagaimana antar pedagang Depok selalu membantu satu sama lain, seperti menjadi teman hidup.

"Seru kalau di sini. Kalau saya lagi istirahat tidur, nanti jualan saya ada yang bantu jaga. Begitu juga kebalikannya. Kita saling paham satu sama lain, hal kayak gini susah kalau di lingkungan pedagang," tutur Solid.

Solid mengucap syukur dapat berjualan dengan nyaman di Depok, ketika mencoba membandingkan dirinya saat bekerja di Jakarta.

"Daripada panas pikiran, mending panas matahari Depok," ucap Solid dengan nada bergurau.

Tidak hanya itu, Solid juga mengaku, dirinya memilih bertahan berjualan rujak buah juga untuk para ibu-ibu yang mungkin ngidam.


"Nanti kalau saya enggak jualan, repot itu yang ngidam rujak," tambahnya sambil diiringi gelak tawa.

Getir hidup di balik senyum Pak Solid

Solid juga menceritakan pengalamannya ketika masih berjualan di Jakarta. Menurut dia, Jakarta adalah medan perang baginya.

Berdagang di daerah Manggarai dan Matraman membuatnya kapok.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com