Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Meriam Si Jagur, Berbonggol Jempol Terjepit yang Lambangkan Nasib Baik

Kompas.com - 08/02/2024, 13:26 WIB
Xena Olivia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meriam Si Jagur merupakan salah satu koleksi Museum Sejarah Jakarta yang dibuat oleh seorang Portugis bernama Manuel Tavares Boccaro pada 1625.

Mulanya, meriam itu dibuat di Macau, China. Setelah itu, dibawa ke Benteng Malaka, Malaysia.

"Kala itu, Portugis menguasai Malaka. Kemudian, ketika Belanda berhasil mengalahkan Portugis di Malaka, dibawa oleh Bangsa Belanda ke Batavia," kata Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta Esti Utami kepada Kompas.com melalui telepon, Kamis (8/2/2024).

Belanda menempatkan Meriam Si Jagur itu di salah satu bastion atau Kastil Batavia untuk menjaga keamanan dari serangan musuh tertentu.

Baca juga: Sejarah Museum Tekstil Jakarta dan Koleksinya

Saat pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels abad 19, pemerintahan VOC bergeser ke arah selatan, Weltevreden.

Hal itu menyebabkan Kastil Batavia dihancurkan dan meriam ini terbengkalai.

"Sampai akhirnya tahun 1936 ada lembaga Jawatan Purbakala Hindia-Belanda itu berupaya menyelamatkan meriam ini," papar Esti.

Setelah masa kemerdekaan, Meriam Si Jagur dipindah ke Museum Jakarta Lama (kini Museum Wayang).

Lalu, saat Museum Jakarta Lama diserahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, nama museum diganti menjadi Museum Sejarah Jakarta.

"Akhirnya, meriam itu dipindah juga oleh Gubernur Ali Sadikin ke Taman Fatahillah di posisi yang sekarang ini," tutur dia.

Selain itu, meriam ini juga telah ditetapkan sebagai benda jagat budaya melalui SK Gubernur Provinsi DKi Jakarta No 171 Tahun 2021.

Arti nama Meriam Si Jagur

Ada beberapa makna dari nama Meriam Si Jagur. Salah satunya, ada yang menyebut nama itu berasal dari pabrik pembuatnya.

“Pabrik pembuatnya yaitu St Jago de Barra. Jago de Barra menjadi Jagur,” ucap Esti.

Kemudian, ada versi lain yang menceritakan bahwa nama itu diambil dari bunyi yang ditimbulkan meriam ini saat ditembakkan.

“Lantaran bunyinya jegar-jegur saat ditembakkan,” celetuk dia.

Di atas tubuh Meriam Si Jagur, ada enkripsi yang berbunyi "Ex Me Ipsa Renata Sum".

Artinya, saya sendiri aku dilahirkan kembali.

"Ini maksudnya Meriam Si Jagur ini dibuat dengan meleburkan 16 meriam yang lebih kecil. Kemudian, dilebur dan dibuat satu meriam ini," kata Esti.

Hasil peleburan itu menjadi alasan meriam ini memiliki panjang 3,85 meter dan berat sebesar 3,5 ton.

Baca juga: Mengenal Little Bangkok, Pusat Ecer dan Grosir Baru di Tanah Abang

Arti gestur jempol terjepit

Di bonggol meriam ini, ada bentuk kepalan tangan yang jempolnya dihimpit oleh jari tengah dan telunjuk.

Bukan berarti mesum seperti yang diketahui orang pada umumnya, gestur ini berarti keberuntungan bagi Bangsa Portugis.

Gestur itu bernama "mano fico" atau "mano figa". Menurut bangsa Portugis, gestur itu merupakan simbol intuk menolak atau menangkal kejahatan.

"Arti dari simbol ini sebenarnya nasib baik atau keberuntungan bagi masyarakat Portugis. Meriam ini merupakan alat atau senjata untuk mengamankan dari serangan musuh, (simbol ini) diterapkan sehingga berarti nasib baik atau keberuntungan," papar Esti.

Sementara itu, bagi Bangsa Belanda konon gestur itu berarti kesuburan atau seksualitas.

"Mungkin itu sebabnya masyarakat kita punya persepsi (mesum) itu," ucap dia.

Viral video Meriam Si Jagur dianggap mesum

Beredar video di media sosial @jakartabarat24jam yang menayangkan seseorang mempertanyakan makna jempol terjepit pada bonggol Meriam Si Jagur, Senin (5/2/2024).

Merespons video itu, Esti mengatakan, sang perekam sebetulnya bisa bertanya kepada pemandu museum di lokasi.

"Kalau ada pertanyaan lebih lanjut, bisa ditanyakan ke teman-teman guide kami. (Mereka) bisa menjelaskan arti sebenarnya dari persepsi (seksual) itu," ujar dia.

Esti berpendapat, setiap koleksi memiliki cerita tersendiri. Sejarah itulah yang sebaiknya diketahui oleh masyarakat.

"Saya pikir sebenarnya enggak apa-apa (diletakkan di Taman Fatahillah). Setidaknya, (pengunjung bisa) mendapatkan informasi yang benar," tutur Esti.

Kendati demikian, Esti mengakui kelalaian pihaknya dengan tidak memajang label informasi terkait Meriam Si Jagur di lokasi.

Dalam waktu dekat, ia akan mengatur agar ada label informasi yang menjelaskan sejarah dari meriam itu.

"Ketika saya lihat lagi memang waktu itu pernah dipasang label informasi koleksi. Dengan adanya ini tentunya kami akan segera pasang informasinya agar tidak menimbulkan persepsi," imbuh dia.

Pantauan Kompas.com di Taman Fatahillah, Senin, meriam sepanjang 3,85 meter itu diletakkan di atas sebuah undakan berwarna merah jambu. Di bawahnya, ada balok batu setinggi kurang lebih 1 meter.

Meriam itu dikelilingi oleh pagar besi sehingga pengunjung tidak bisa menyentuhnya secara langsung.

Selain itu, ada pot tanaman di masing-masing empat sudut pagar.

Tidak selayaknya koleksi museum yang diberi label informasi, tidak ada penjelasan terkait meriam itu. Bahkan, tidak ada tulisan yang menunjukkan bahwa meriam itu bernama "Si Jagur".

Baca juga: Mengenal Festival Cisadane, Event Legend Kebanggaan Kota Tangerang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com