Bullying dan ragging sama-sama kekerasan. Keduanya adalah perilaku tidak baik.
Namun bayangkan jika seorang anak--siapa pun dia--sengaja mendekati geng yang dikenal urakan agar bisa bergabung ke dalamnya. Anak itu pun tahu bahwa setiap anggota baru akan dikenai perlakuan tak senonoh dan kekerasan.
Lantas, bergabunglah anak itu ke dalam geng tersebut dan dia menjalani ritual atau seremoni kekerasan yang memang merupakan identitas atau budaya geng itu.
Kalau kronologinya sedemikian rupa, maka keluarga anak, publik, sekolah, dan otoritas penegakan hukum jangan salah kaprah: kekerasan yang menimpa anak tersebut tidak bisa serta-merta dikategori sebagai bullying.
Bukan--sebutlah--anak badung menyakiti anak baik. Justru itu merupakan ragging alias anak badung bertemu dengan anak badung melestarikan tradisi kebadungan.
Dalam bullying, dikotomi pelaku dan korban sangat jelas. Sedangkan dalam ragging, relasi antaranak tidak lagi hitam putih.
Apalagi jika si anggota baru bertahan dalam geng tersebut, maka ia sesungguhnya bukan korban. Mindset-nya adalah ia secara sengaja melalui "masa belajar" untuk kelak menjadi pelaku kekerasan pula.
Bahkan betapa pun si anggota baru babak belur, tetap saja ia awalnya bukan korban bullying. Kecuali andai saat dipukuli si anggota baru itu merasa sakit, tak sanggup bertahan, ingin berhenti, apalagi jika ia minta agar tak lagi digebuki, namun anggota-anggota lama terus menghujaninya dengan pukulan, maka pada saat itulah ragging berubah menjadi bullying atau penganiayaan murni.
Baik bullying maupun ragging, keduanya memang harus disetop. Dengan mengidentifikasi secara akurat apakah kejadian yang polisi tangani sesungguhnya merupakan bullying atau ragging, proses penegakan hukum akan berjalan tepat sasaran. Pun masyarakat akan bisa menakar sebesar apa simpati perlu diberikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.