Sehari-hari, Aris bekerja sebagai pemulung. Hampir sebagian besar barang yang diambil adalah botol plastik dan kardus untuk dibawa ke tukang loak.
Beberapa meter dari kasur putih adalah empat karung yang penuh dengan barang hasil Aris memulung.
Sementara itu, dua karung di dekatnya baru terisi setengah barang hasil memulung.
Baca juga: Rusun Tunawisma Bambu Apus Ramah Lansia dan Difabel, Ada Unit dan Fasilitas Khusus
Di dekat kasur merah ada tumpukan kardus yang sudah diikat. Di sekitarnya adalah pakaian yang berserakan, serta sepasang sandal jepit.
Di sana, ada sebuah sepeda anak berwarna merah muda dan skuter anak berwarna biru.
Anak-anak Aris sudah putus sekolah entah sejak kapan. Belum diketahui apakah mereka turut memulung bersama Aris atau tidak.
Namun, sehari-hari mereka juga berada di kolong jembatan bersama Aris. Hubungan yang erat membuat keduanya merasa kehilangan saat sang ayah harus dievakuasi ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya buruk.
Adapun, Aris mengaku sudah mengidap batuk selama sebulan sejak tinggal di kolong jembatan itu.
"Kami tadi dapat laporan dari masyarakat ada orang terlantar yang sakit. Katanya sudah batuk kronis sebulan ini," tutur Elan.
Saat hendak dievakuasi, petugas medis sempat menghampiri Aris untuk melakukan pemeriksaan awal.
Baca juga: Tunawisma Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Saluran Air Kawasan Kemayoran
Disebutkan bahwa Aris perlu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksakan paru-parunya.
"Kondisi bapak ini masih sadar dan bisa berdiri. Sempat buang air kecil sendiri juga. Cuma suaranya sudah hampir hilang. Saya tanya-tanya sebentar juga masih bisa bicara, tapi pelan," ungkap Elan.
Ia menduga, batuk yang dialami Aris tidak kunjung sembuh selama sebulan karena pria paruh baya itu kelelahan dan tidak makan secara teratur.
"Ada asma juga selain batuk," kata Elan.
Aris pun menyetujui untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, anaknya yang paling kecil langsung menangis.
Ia belum rela ditinggalkan oleh sang ayah yang akan langsung dirawat di rumah sakit. Saat ini, ia dan kakaknya akan dititipkan untuk sementara waktu ke rumah saudaranya di Kranji, Kota Bekasi.
Aris sempat menenangkan anak terkecilnya. Ia terus mengusap punggung putrinya itu saat duduk di sebelah kanannya sembari terus memegangnya.
Sementara anaknya yang paling besar hanya duduk termenung di sebelah kanan adiknya.
Pada akhirnya, keduanya mengizinkan Aris dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan dirawat di sana. Mereka juga ikut mengantarnya dengan ambulans.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.