JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial T (35) di Tambora, Jakarta Barat, ditangkap polisi setelah ketahuan menjual anaknya sendiri ke sindikat berinisial EM (30).
Perbuatan T dibongkar polisi saat ia melapor telah kehilangan anaknya beberapa waktu lalu. Ternyata ia menjual bayinya kepada sindikat seharga Rp 4.000.000.
Polisi pun akhirnya menangkap tiga orang yang diduga sebagai sindikat penjual bayi itu di wilayah Bandung dan Karawang.
Baca juga: Mengaku Kehilangan Bayi, Seorang Ibu di Tambora Malah Ketahuan Jual Anaknya Sendiri ke Sindikat
Kapolsek Tambora Komisaris Donny Harvinda berujar, beberapa bayi yang hampir menjadi objek perdagangan sindikat ini berhasil diselamatkan.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi berujar, T berniat menebus bayinya dari EM setelah bekerja dan punya penghasilan.
"Harapannya ketika nanti saudari T bekerja dan sudah mempunyai penghasilan, dia akan menebus bayinya dengan membayar kembali sejumlah uang Rp 4 juta," kata Syahduddi saat konferensi pers, Jumat (23/2/2024).
Keyakinan itu lah yang membuat T memutuskan menerima tawaran dari saudara EM untuk membayar bayinya.
T mengaku, ia menjual bayinya karena kondisi keuangan yang tidak stabil. Hal itu dikarenakan suaminya tidak bertanggung jawab atas anak yang dikandung T.
Baca juga: Ibu di Tambora Jual Bayi ke Sindikat, Berniat Tebus Anaknya Usai Dapat Pekerjaan dan Penghasilan
Awal transaksi ini bermula pada saat T hamil delapan bulan dia berkenalan dengan perempuan berinisial EM (30) melalui grup WhatsApp adopsi bayi.
Mereka berdua sepakat untuk jual beli bayi seharga Rp 4.000.000 itu.
Sebulan kemudian tersangka berinisial EM mendatangi T yang baru saja melahirkan anaknya di salah satu rumah sakit di Jakarta Barat.
"Pada saat T melahirkan di salah satu rumah sakit di Jakarta Barat, EM menghubungi atau pun mendatangi saudari T," kata Syahduddi.
Setelah melahirkan bayinya, T menerima uang dari EM sebesar Rp 1.500.000, serta biaya persalinan T.
"Dengan janji beberapa hari setelah bayi dibawa uang akan dikirim sisanya sebesar Rp 2.500.000," kata Syahduddi.
Baca juga: Sindikat TPPO Bayi Incar Ibu-ibu dengan Kondisi Ekonomi Lemah
Setelah satu minggu, T menagih janji uang pembayaran selanjutnya. Namun, EM selalu mengelak karena belum dapat gaji dari suami.
Tak terima jawaban EM, T melaporkan perkara ini ke Polsek Tambora dengan alasan kehilangan anaknya. Tak berselang lama, penyidik menangkap EM.
Dari hasil interogasi EM, terungkap bahwa T ternyata menjual sang anak kepadanya. Ia juga ditetapkan sebagai tersangka karena indikasi tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Setelah didalami lagi, polisi menemukan bayi yang sudah dibeli EM sedang berada di pelukan ibu yang berbeda.
Padahal, EM mengaku membeli bayi dari T itu dengan alasan untuk merawat dan membesarkan anak itu.
Baca juga: Sindikat Beli Bayi dari Ibu di Tambora, Polisi: Alasannya Ingin Merawat dan Membesarkannya
Syahduddi mengatakan, EM sengaja mengincar para ibu yang kondisi ekonominya kurang agar bisa merayu mereka untuk menjual bayinya, salah satunya T.
"T punya suami di Wonosobo kemudian bekerja di Jakarta dalam kondisi hamil, suaminya juga tidak bertanggung jawab," ucap dia.
Tak sampai di situ, polisi kemudian mengembangkan kasus ini dan berhasil menemukan empat bayi lainnya di rumah orangtua EM, di kawasan Bandung, Jawa Barat.
Polisi akhirnya menetapkan T dan EM dengan pasal TPPO. Selain itu, polisi juga menetapkan suami siri EM, AN (33) sebagai tersangka penadah bayi.
Mereka dijerat Pasal 76i juncto Pasal 88 dan atau Pasal 76F juncto Pasal 83 UU RI Nomor 35 Tahun 2014, tentang perubahan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 2 dan 5 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO, dengan ancaman penjara maksimal 10 tahun.
(Tim Redaksi : Rizky Syahrial, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Abdul Haris Maulana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.