Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Biaya Kumpulkan Limbah APK, Komunitas di Jagakarsa Tawarkan Sistem Barter

Kompas.com - 27/02/2024, 11:39 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas kolektif di Jagakarsa, GudRnD & Stuffo, tidak mempunyai biaya yang cukup untuk mengangkut limbah alat peraga kampanye (APK).

Oleh karena itu, anggota GudRnD & Stuffo, Untung (27) mengatakan bahwa komunitasnya menawarkan sistem barter.

“Nah, kalau saat ini, ya kami programnya barter. Nah, kami kan enggak punya biaya. Kita bingung, kita enggak ada biaya untuk angkut, biaya untuk pengiriman,” kata Untung saat ditemui Kompas.com di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).

“Akhirnya, ya sudah. Barangnya (APK) datang, diserahkan, nanti kita akan barter dengan hasil olahan,” ujar Untung lagi.

Baca juga: Kreatifnya Komunitas di Jagakarsa, Sulap Sampah APK Jadi Barang Berguna

Untung mengatakan, keuntungan hasil olahan limbah APk ada yang digunakan untuk berdonasi dan biaya sewa kontrakan rumah produksi GudRnD & Stuffo.

Sejauh ini, GudRnD & Stuffo belum memberikan barang-barang hasil olahannya karena masih dalam proses produksi.

Tetapi, ada beberapa hasil olahan limbah APK yang sudah terlihat, antara lain dalam bentuk meja, kursi, asbak rokok, tas, roster, bata ekspos atau bata tempel, dan lain-lain.

Untung mengungkapkan, GudRnD dan Stuffo menampung limbah APK mencapai 10 ton.

Limbah-limbah tersebut mereka dapatkan setelah komunitas menyebar pengumuman melalui media sosial bahwa GudRdN dan Stuffo siap menampung APK.

Baca juga: Komunitas di Jagakarsa Tampung Limbah APK sampai 10 Ton

“APK ini datangnya dari Kelurahan Cipedak, Kelurahan Lenteng Agung, Kelurahan Tanjung Barat, Panwascam Beji, Panwascam Pancoran Mas,” ujar Untunh.

Selain itu, para anggota juga menjemput bola dengan menghubungi caleg-caleg yang mereka kenal mengenai program pengumpulan limbah APK ini.

“Sama ini, yang kami terjun pas masa tenang. Kalau ditotal, kemungkinan ada 10 ton (APK). Kalau dilihat dari kapasitas mobil yang datang ya,” ungkap Untung.

Sebelum program pengolahan limbah APK ini, GudRnD & Stuffo sudah sejak lama mengolah limbah-limbah tersebut untuk dijadikan barang bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com