kendati lolos dari tembakan, Andika mengaku mengalami trauma usai menjadi sasaran tembak GS.
"Trauma pasti. Pemulihan saya minta bantuan psikologis. Sempat ke psikolog di Petamburan," ujar Andika
Andika mengaku psikisnya terguncang. Pasalnya, ia belum pernah ditodong pistol, apalagi dua peluru ditembakkan ke arahnya.
Imbas kejadian itu, ia merasa cemas setiap mendengar suara kencang seperti ledakan petasan.
"Makanya saya baru blow up kasus ini setelah dua minggu, karena saya masih trauma kemarin," jelas dia.
Baca juga: Seorang Pria Lakukan Percobaan Pembunuhan di Perkantoran Jatinegara, Kejar Korban Pakai Senjata Api
Andika diminta berdamai dengan pelaku, yakni GS. Namun, ia dengan tegas menolak dan tetap akan menempuh jalur hukum.
"Sempat ketemu sama adiknya, dia minta damai. Cuma saya enggak mau," kata korban saat dihubungi, Selasa (27/2/2024).
Alasan keluarga GS meminta korban dan pelaku saling damai karena hubungan pertemanan dan seperti keluarga antara keduanya.
"Dekat sama keluarganya, sudah kenal 10 tahunan," ujar Andika.
Oleh karena itu, ia menyayangkan tindakan GS yang nekat melepaskan dua tembakan ke arahnya, meski peluru mengenai kaca.
Andika juga menyayangkan langkah keluarga GS yang ingin berdamai dengan korban.
"Alasannya sih karena teman lama. Teman lama sih teman lama, cuma kan saya ditembak, bukan berantem," ucap Andika.
(Tim Redaksi : Nabilla Ramadhian, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.