Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahit Getir Surahman 10 Tahun Jadi Pemulung Kresek, Hanya Dapat Rp 300 Per Kg

Kompas.com - 07/03/2024, 08:23 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Perjuangan Surahman (35) dimulai 10 tahun lalu saat ia diajak temannya untuk menjadi pemulung limbah plastik kresek di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi.

Ia bekerja mengais limbah plastik kresek di "Gunung Sampah" Bantargebang dari pukul 05.00 sampai 16.00 WIB.

Satu per satu limbah plastik kresek dipilihnya dan dimasukkan ke dalam karung untuk dijual. Satu kilogramnya, cuma dihargai Rp 300.

Baca juga: 10 Tahun Jadi Pemulung, Surahman Ingin Cari Kerjaan Lain untuk Biayai Anak Sekolah

Di tengah harga bahan pokok yang mahal, Surahman mengakui pekerjaannya sebagai pemulung tidak mencukupi kebutuhan empat anggota keluarganya.

"Sekarang beras semua sembako mahal. Harga (jual) enggak sesuai apa yang kita makan, untuk harga sekarang itu Rp 300 rupiah (perkilo)," kata Surahman kepada Kompas.com di lokasi, Selasa (5/3/2024).

Penghasilan harian Rp 60.000

Jika cuaca sedang mendukung dan semangatnya sedang membara, ayah tiga anak itu bisa mengumpulkan tiga kuintal limbah plastik.

"Sehari saya dapat tiga kuintal, tergantung cuaca, hujan, panas, mata saya kan sudah enggak normal. Sehari Rp 60.000 atau Rp 80.000, yang penting saya enggak patah semangat," imbuh dia. 

Pendapatnya sebagai pemulung tidak menentu.

Dalam sebulan, terkadang ia mendapat penghasilan bersih Rp 1 juta.

"Enggak tentu, kadang Rp 3 juta, tergantung kitanya gimana kerjanya. Tapi itu (pendapatan) kotor, bersihnya paling Rp 1 juta, Rp 800.000," ucap dia. 

Surahman mengatakan, di zaman yang serba mahal, uang Rp 1 juta rasanya tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya.

Baca juga: Risiko Jadi Pemulung di Bantargebang, Surahman: Kalau Kena Alat Berat, Bisa Cacat Fisik atau Meninggal

Risiko besar

Potret Gunung Sampah di tempat pengelolaan sampan terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (5/3/2024). Di tempat ini, ribuan pemulung bekerja termasuk Surahman (35).KOMPAS.com/FIRDA JANATI Potret Gunung Sampah di tempat pengelolaan sampan terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (5/3/2024). Di tempat ini, ribuan pemulung bekerja termasuk Surahman (35).

Surahman mengetahui risiko besar yang dihadapinya selama bekerja di atas tumpukan sampah.

"Ya memang risikonya berat, apalagi sekarang hampir sama dengan gedung-gedung tinggi di Jakarta, ini 80 meter ketinggian," ujar dia. 

Gundukan sampah itu bisa saja longsor tiba-tiba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com