Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nancy Saat Aksi Hari Perempuan Internasional, Sedih Tak Bisa Berorasi di Depan Istana

Kompas.com - 09/03/2024, 09:08 WIB
Xena Olivia,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendamping komunitas Perempuan Penyitas Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Nancy Sunarno (50) mengaku sedih kaum wanita tidak bisa berorasi di depan Istana Negara saat aksi “Perempuan Indonesia Geruduk Istana” pada Jumat (8/3/2024).

Padahal, Nancy masih menaruh harap bisa merayakan Hari Perempuan Internasional itu dengan berorasi menyampaikan pendapatnya di sana.

“Saya bangun jam 05.00 WIB sebelum siap-siap ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). Saya masih positive thinking bisa beraksi di depan istana karena (itu) tempat biasa berkumpul. Tapi, ternyata tak bisa sampai ke sana,” ujar Nancy kepada Kompas.com dengan senyum sedih saat diwawancarai di Silang Monas Barat Daya, Gambir, Jakarta Pusat.

Dalam aksi kali ini, Nancy datang bersama sang suami, Pius Wisnugraha Trias (54). Mereka berangkat dari Citayam, Kabupaten Bogor menuju Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga: Komnas Perempuan Desak Peraturan Pelaksana UU TPKS Segera Disahkan

Setelah itu, mereka naik bajaj seharga Rp 25.000 menuju titik kumpul peserta aksi di depan Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jalan MH Thamrin.

Melalui aksi ini, Nancy berharap wanita bisa segera mendapat kesetaraan dengan laki-laki. Apalagi, menurut dia, masih terjadi banyak kekerasan terhadap perempuan sejak zaman kolonial.

“Kekerasan masih dijadikan alat untuk merepresi, membungkam, menaklukan kelompok-kelompok. Jadi sudah saatnya kami bersama-sama satu sama lain. Baik sesama perempuan atau kelompok gender lainnya,” kata Nancy.

Pasalnya, dia merasa perjuangan ini mustahil untuk dilakukan seorang diri. Tetapi, Nancy mengatakan, secara bersama-sama perempuan bisa menjadi kesatuan kuat yang dapat memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender.

“Jangan sampai pola-pola penindasan pada gender yang lebih lemah itu langgeng dan lestari,” ujarnya.

Baca juga: Kaum Perempuan Gelar Pemungutan Suara di Silang Monas Rayakan Hari Perempuan Internasional

Sebagai informasi, aksi unjuk rasa ini digelar bertepatan dengan momentum Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Hari Perempuan Internasional diperingati sebagai tonggak sejarah perjuangan perempuan seluruh dunia untuk mencapai kesetaraan, pemenuhan hak-hak, dan pengakuan atas HAM.

Diketahui, massa Perempuan Indonesia melakukan aksi geruduk Istana. Merka lantas menyampaikan sejumlah kemerosotan demokrasi di dalam negeri selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal yang mereka soroti mengenai upaya melanggengkan kekuasaan oligarki dan kekerasan yang menargetkan pejuang keadilan serta impunitas pada para penjahat HAM.

Kemudian, mereka juga menilai DPR tidak menjalankan fungsi check and balances, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut melakukan pengkondisian politik dengan tujuan mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya.

Baca juga: Inspirasi di Hari Perempuan Internasional 2024 dari Kisah Ibu Rumah Tangga yang Sukses Jual Alat Pancing di Lazada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com