Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Sejarah Masjid JIC, Dibangun di Tanah Bekas Lokalisasi Terbesar di Asia Tenggara

Kompas.com - 13/03/2024, 11:55 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebelum Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) di Koja, Jakarta Utara berdiri, lokasi tersebut merupakan kawasan prostitusi terbesar di Asia Tenggara.

Pada 1970, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, memilih kawasan Kramat Tunggak yang kini menjadi Masjid JIC menjadi lokasi penampungan wanita tunasusila.

Kawasan itu kemudian berkembang menjadi lokalisasi prostitusi.

“Karena dulu dipilih oleh Ali Sadikin sebagai tempat menampung wanita-wanita tunasusila (WTS) yang pernah terjerat asusila di Jakarta, kemudian ditangkap, dan dikumpulkan sehingga mereka yang selama ini dianggap menganggu ketentraman, ketertiban di jalanan Ibu Kota, maka ditaruh di Kramat Tunggak,” ujar Kepala Sub Divisi Informasi dan Komunikasi (Humas) Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau Masjid JIC Paimun Abdul Karim ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (12/3/2024).

Baca juga: Masjid JIC Belum Direnovasi Sejak Kebakaran, Pengurus: Harus Dibangun Ulang

Kramat Tunggak dipilih sebagai lokalisasi prostitusi karena dianggap jauh dari permukiman warga dan aksesnya sulit dijangkau pada saat itu.

Pada 1970, ada sekitar 380 wanita yang dikumpulkan di area ini dengan 80-an orang mucikari.

Namun, setelah dilokalisasi, prostitusi di Jakarta justru meningkat. Pada 1998, hampir 2. 000 orang pekerja seks komersial yang memangkal di Kramat Tunggak.

Karena jumlahnya yang semakin banyak, pada 1998, muncul wacana lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.

Menjelang penutupan, jumlah PSK di lokasi tersebut masih seribuan orang.

“Menjelang penutupan tahun 1998 ada 1. 600-an orang PSK yang ada di Kawasan Keramat Tunggak, dengan jumlah mucikari hampir 300-an orang,” kata Paimun.

Baca juga: Momen Warga Selamatkan Al Quran Raksasa dari Amukan Api di Jakarta Islamic Centre...

Kemudian, pada 1999, Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, bertekad menutup lokalisasi Kramat Tunggak ini.

Keberanian Sutiyoso mendapat dukungan dari para alim ulama dan tokoh masyarakat Jakarta.

Banyak pula tokoh Islam yang saat itu duduk di bangku DPRD DKI ikut mendukung.

Setelah ditutup pada tahun 1999, tanah di Kramat Tunggak dibeli dari warga dan kemudian dibebaskan oleh Pemda.

Pada 2000, Sutiyoso memiliki ide untuk mengubah bekas kawasan prostitusi tersebut menjadi masjid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com