Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relokasi Pedagang Pasar Bogor Tidak Dilakukan Dalam Waktu Dekat, Dirut PPJ: Prosesnya Masih Panjang

Kompas.com - 15/03/2024, 20:13 WIB
Ruby Rachmadina,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Rencana relokasi pedagang Pasar Bogor ke beberapa tempat rupanya tidak dilakukan dalam waktu dekat.

Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Jenal Abidin mengatakan, pihaknya memberi kesempatan para pedagang untuk berjualan sampai sesudah Lebaran.

“Ada keputusan pedagang tak perlu khawatir sampai bulan Ramadhan dan Lebaran ini berdagang seperti biasa saja,” ucal Jenal saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Pasar Bogor Bakal Diubah Jadi Pasar Tematik Modern

Jenal juga menyampaikan bahwa rencana pembongkaran dan revitalisasi Pasar Bogor tidak dilakukan secara terburu-buru.

“Sampai Lebaran kita tidak akan ada revitalisasi, pembongkaran, pemindahan pedagang, tidak. Semua kita komunikasikan,” ujarnya.

Penundaan rencana relokasi juga dikarenakan pihaknya masih menunggu Pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari selesai revitalisasi untuk menampung para pedagang Pasar Bogor.

Ia meminta agar para pedagang Pasar Bogor tidak merasa khawatir atau takut terkait rencana relokasi.

“Itukan perencanaannya, rencana bisnis perusahaan, rencana tata kota. Jadi pedagang yang ingin pindah ke Pasar Jambu Dua dipersilakan jangan dihalang-halangi. Kalau yang tidak mau pindah yasudah, karena prosesnya masih panjang,” ujar Jenal.

Diberitakan sebelumnya, rencana relokasi pedagang dan penataan Pasar Bogor mendapat respons penolakan dari para pedagang.

Baca juga: Pedagang Pasar Bogor Direlokasi untuk Penataan Kota, Dirut PPJ: Supaya Tidak Kumuh

Bahkan, puluhan pedagang yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Pedagang Pasar Bogor sampai melakukan demonstrasi di depan Gedung Balai Kota Bogor pada Jumat (8/3/2024) lalu untuk menyuarakan penolakan.

Penolakan untuk relokasi dari pihak pedagang bukanlah tak beralasan.

Pedagang merasa khawatir jika tempat relokasi yang baru sepi dan tidak mengundang pembeli untuk datang.

Belum lagi tidak ada jaminan bahwa tempat relokasi bisa menampung banyak kendaraan tanpa menimbulkan kemacetan yang lebih parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com