JAKARTA, KOMPAS.com - Betapa bahagianya Rustaman (58), pedagang mainan anak-anak di Pasar Minggu, karena sebentar lagi dia akan berangkat mudik.
Karena tidak sabar untuk bertemu sanak saudara, Rustaman memutuskan berangkat mudik pada pekan ini dengan menggunakan bus PO Sinar Jaya.
“Ya kan sekarang Senin, nah Jumat ini, tanggal 29 ini. Enggak sabar soalnya,” ujar Rustaman saat ditemui Kompas.com di rumah kontrakannya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).
Rustaman memprediksi, Hari Raya Idul Fitri di Brebes akan semakin meriah. Dia bercerita, di Brebes ada sebuah tradisi yang bernama “Nyadran”.
Baca juga: Persiapan Warga Mudik Naik Bus ke Subang, Pastikan Fisik Sehat dan Bawa Barang Secukupnya
Dalam tradisi tersebut, kata Rustaman, saudara yang lebih muda harus mengunjungi saudara yang lebih muda. Kendati demikian, wajib membawa bingkisan.
“Kalau tradisi Tegal-Brebes, misal, saya punya kakak, orangtua saya punya saudara, mertua saya punya saudara, pokoknya, yang lebih tua, itu harus didatangi. Tapi, sembari bawa tentengan,” kata pedagang mainan anak-anak lain, Kanapi (52) dalam kesempatan yang sama.
Biasanya, bingkisan ini berisi satu kilogram gula, satu pak teh, satu atau dua kue kaleng (Khong Guan) sirup satu botol, rokok satu bungkus, dan satu kue kering (nastar atau ketapang atau yang lain).
Rustaman mengatakan, satu bingkisan untuk saudara yang lebih tuanya ini berkisar Rp 100.000. Meski begitu, ini bukanlah patokan.
Baca juga: Mereka Mulai Berburu Buah Tangan Sebelum Mudik Lebaran...
Katanya, semuanya tergantung dengan finansial masing-masing.
“Kalau saya, ada 20 saudara. Ya 20 tentengan berarti nanti saya bawanya,” kata Rustaman.
“Saya saja dulu, 26 saudara. Karena orangtua yang sudah pada meninggal itu banyak, ya akhirnya sedikit dan berkurang. Tahun ini 16 orang,” ujar Kanapi yang juga merupakan perantau asal Brebes.
Bukan hanya memberi, Rustaman dan Kanapi juga akan mendapatkan bingkisan dari saudaranya yang lebih muda darinya.
“Iya. Kayak saya, ponakan kan banyak ya. Juga sama, saya juga banyak, dapat juga kiriman (tentengan) dari mereka. Jadi, balas-balasan,” tutur Kanapi.
Baca juga: Semangatnya Naura Mudik ke Padang Setelah Tiga Tahun Tak Pulang, Ambil Cuti sampai 2 Minggu
Oleh karena itu, Rustaman mengatakan bahwa masa Hari Raya Idul Fitri tidak menghabiskan waktu satu atau dua hari saja, melainkan bisa satu pekan.
“Ya namanya tradisi. Itu yang bikin meriah Brebes saat Lebaran. Jalanan macet, orang-orang pada mau silaturahmi. Kalau di sini (Jakarta), jalanan sepi, nah di sana (Brebes) seru,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.