Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Ikut Mudik Gratis karena Mepet Lebaran, Perantau: Takut Macet

Kompas.com - 26/03/2024, 15:27 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pedagang mainan anak-anak, Rustaman (58) dan Kanapi (52), mengungkapkan alasan tidak ikut mudik gratis.

Bagi Rustaman yang setiap tahunnya mudik lebih awal, pemberangkatan mudik gratis selalu mepet dengan Hari Raya Idul Fitri.

Padahal, sebab dia mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan.

“Enakan naik bus yang bayar. Kalau mudik gratis, harus tunggu berapa hari. Takut macet juga kan kalau mepet Lebaran,” ujar Rustaman saat ditemui Kompas.com di rumah kontrakannya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).

Baca juga: Gelar Mudik Gratis, Pemprov DKI Sediakan Bus Khusus Penyandang Disabilitas

Dengan begitu, Rustaman lebih memilih mudik dengan uangnya sendiri.

Selain itu, ada beberapa alasan lain yang menjadi pertimbangan dua perantau di Ibu Kota asal Brebes, Jawa Tengah itu.

Rustaman sempat mencari tahu mengenai mudik gratis ke pedagang lain yang juga perantau di Ibu Kota.

“Harus daftar dulu. Apalagi kan sekarang, online. Saya ngobrol sama pedagang balon, 'kamu pulangnya biasanya cari mudik gratis?', 'ah enggak. Saya pernah daftar, tapi ribet banget. Sekarang katanya harus online, entar berangkatnya di Monas, jauh',” kata Rustaman.

“Alasannya, kalau gratis kan ribet, naiknya juga jauh, bukan di dekat sini kan (Pasar Minggu),” timpal Kanapi.

Selain alasan tersebut, Kanapi juga tidak mengerti bagaimana cara mendaftar mudik gratis.

Baca juga: Pendaftar Mudik Gratis Membeludak, Dishub DKI Akan Tambah Bus dan Kuota Peserta

“Ribet juga, enggak mengerti juga. Harus daftar di mana ini yang gratisan? Tahu (ada mudik gratis), tapi kan cara daftarnya bagaimana, enggak tahu,” kata dia.

Ia juga tak pernah memantau informasi mudik gratis melalui internet.

“Enggak, enggak tahu sih. Enggak main internet. Orang lulusan SD, bagaimana tahu? Ya paling (ponsel) buat telepon, WhatsApp, nonton YouTube,” kata Rustaman.

“Kita kan yang penting, 'ah ini tanggal sekian kayaknya belum naik (tiketnya). Ah pulang ah'. Jadi, bebas gitu. Enggak mikirin mudik gratis juga,” tambah dia.

Menurut rencana, Rustaman dan Kanapi mudik ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah, menggunakan bus dari Perusahaan Otobus (PO) Sinar Jaya Pasar Minggu.

Baca juga: Pendaftar Mudik Gratis Membeludak, Dishub DKI Akan Tambah Bus dan Kuota Peserta

Rustaman memilih tanggal 29 Maret 2024 karena sudah tidak sabar bertemu keluarga, harga tiket belum naik, dan menghindari macet.

Sementara itu, Kanapi mengaku belum menetapkan tanggalnya. Ia memilih untuk berdagang terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com