DEPOK, KOMPAS.com - Gejala awal penyakit flu singapura (hand, foot, and mouth disease) disebut hampir mirip dengan gejala demam berdarah dengue (DBD).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Humas RSUD KiSA Depok Asa Ari Wibowo.
"Sebenarnya, gejalanya mirip-mirip dengan DBD, akan tetapi, penyakit ini punya benjolan kecil yang membedakannya," kata Ari kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2024).
Baca juga: Tren Flu Singapura di RSUD Depok Meningkat, Ada 11 Kasus pada Maret 2024
Ari mengungkapkan, benjolan kecil tersebut umumnya muncul di telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa mulut.
"Selain itu, muncul juga ruam pada kulit pasien akibat dari virus Coxsackie dan HEV 17 tersebut," lanjut Ari.
Gejala awal pasien flu singapura adalah demam selama satu sampai dua hari.
"Bila dari gejala demam juga sudah lebih dari dua hari, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," tutur Ari.
Gejala yang paling sering terlihat pada pasien adalah berkurangnya nafsu makan, lesu, dan nyeri tenggorokan karena munculnya sariawan.
Jangka waktu rawat inap yang mungkin memiliki kisaran 5-7 hari ini rentan terjadi pada bayi atau anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Baca juga: Pasien Flu Singapura di RSUD Depok Didominasi Balita
"Kebanyakan, pasien flu singapura ini lebih banyak menyerang ke bayi dan anak-anak dengan usia di bawah lima tahun," tambah Ari.
Oleh karena itu, Ari mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah preventif atas penyakit ini.
"Risiko penularan dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yakni mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, dan tidak menggunakan alat rumah tangga secara bersamaan," jelas Ari.
Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus flu singapura atau HFMD di RSUD Khidmat Sehat Afiat (KiSA) Depok per 1-20 Maret 2024 mencapai 11 kasus.
Jumlah tersebut meningkat dari data rumah sakit selama Febuari 2024 sebanyak empat pasien.
"Menurut data di tahun 2024 ini, di Januari 2024 itu satu pasien, Febuari naik menjadi empat pasien. Dan untuk data bulan ini sampai 19 Maret 2024 lalu, itu ada 10 pasien, itu trennya jadi meningkat," terang Ari saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.