Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jaksel Sebut Banjir di Tanjung Barat akibat Ada Saluran yang Tertutup

Kompas.com - 07/04/2024, 09:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengungkap penyebab banjir yang terjadi di Tanjung Barat, Jagakarsa, saat hujan melanda dengan intesitas tinggi. 

Menurut Munjirin, banjir terjadi karena saluran di sekitar lokasi pembangunan polder atau kolam retensi tertutup.

"Kami pelajari penyebabnya, ternyata saluran crosing yang ada di lokasi ini sudah tertutup," ujar Munjirin dalam keterangannya, Sabtu (6/4/2024).

Penyebab banjir itu terungkap setelah Munjirin meninjau langsung proyek itu pada Jumat, kemarin.

Baca juga: Keluhkan Dampak Proyek Polder, Warga Tanjung Barat: Sekarang Hujan Dikit, Banjir

Menurut Munjirin, saluran yang tertutup itu saat ini telah ditangani,

"Sudah dipindahkan ke jarak yang lebih jauh," kata Munjirin.

Selain memindahkan lokasi, ukuran saluran itu dibuat lebih besar menggunakan box culvert berukuran 1,5 meter. 

Munjirin juga meminta petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan untuk mengerahkan pasukan dalam penanganan genangan.

Petugas diminta untuk melakukan pengerukan atau pembersihan saluran-saluran yang ada di sekitar lokasi proyek.

"Kita harapkan pekerjaan ini selesai dengan cepat, dan tentunya akan membuat kawasan ini bebas dari genangan saat hujan turun dengan intesitas tinggi," ucap Munjirin.

Baca juga: Heru Budi Bakal Periksa Proyek Polder yang Bikin Macet di Tanjung Barat

Diberitakan sebelumnya, Syaifudin (60), Ketua RW 05 Kelurahan Tanjung Barat mengatakan, pembangunan polder atau kolam retensi justru membuat wilayahnya semakin mudah banjir.

“Setelah pengerjaan selesai, hujan deras dikit langsung banjir sekarang. Sudah tiga kali kayaknya begini,” ujar dia saat ditemui di lokasi, Jumat (5/4/2024).

Hal itu karena grand design pembuatan kolam retensi memiliki beberapa kejanggalan. Salah satunya adalah aliran air yang sengaja dibuat memutar lebih dulu.

"Jadi aliran airnya dibuat memutar dulu di depan AEON Mall. Akibatnya, air yang dari wilayah RW 05 tertahan di depan mal, dia kalah alirannya sama yang dari sana,” tutur dia.

Kata Syaifudin, aliran air dari arah mal memang lebih deras. Sebab, ukuran salurannya lebih besar, yakni sekitar 5x2 meter.

Baca juga: Polisi Terapkan Contraflow dari KM 36 Tol Jakarta-Cikampek, Minggu 7 April 2024

Sementara, ukuran saluran dari arah RW 05 menuju mal hanya sekitar 1,5x1,5 meter.

“Aliran air dari kawasan rumah warga kalah dan akhirnya berbalik arah airnya. Makanya kurang efektif jadinya. Karena kami mayoritas baru tahu juga ternyata alirannya disatukan sama aliran dari mal,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com