Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Kompas.com - 16/05/2024, 12:15 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, telah mengeluarkan surat edaran (SE) mengenai larangan kegiatan study tour ke luar kota.

Pada Sabtu (11/5/2024) lalu, kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok yang menewaskan sebanyak 11 orang di Ciater Subang, menyisakan duka mendalam.

Kecelakaan itu diduga terjadi karena rem bus yang blong. Saat melewati jalan menurun bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan dan menabrak mobil Feroza.

Baca juga: Disdik DKI Jakarta Larang Perpisahan dan Study Tour ke Luar Kota

Setelah menabrak mobil, bus terguling. Posisi ban kiri berada di atas. Lalu, bus tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.

Berkaca dari kasus tersebut, Disdik DKI meminta seluruh satuan pendidikan untuk membatalkan kegiatan perpisahan yang berlangsung di luar kota.

Namun, surat edaran tersebut tidak serta merta diterima satuan pendidikan maupun orangtua murid yang masih bersikukuh ingin menggelar acara di luar kota.

Larangan perpisahan dan "study tour"

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo mengatakan, larangan kegiatan di luar kota itu tertuang dalam surat edaran (SE) yang diterbitkan sejak 30 April 2024.

Dalam SE Nomor e-0017/SE/2024 itu dijelaskan bahwa kegiatan perpisahan hanya boleh dilaksanakan di lingkungan sekolah.

"Kami sudah keluarkan Surat Edaran tentang makanisme kelulusan peserta didik, mulai dari pengumuman kelulusan sampai pasca. Di pasca itu ada bunyi 'satuan pendidikan dapat mengadakan kegiatan penyerahan peserta didik pada orangtua wali di lingkungan satuan pendidikan'," jelas Purwosusilo dikutip dalam keterangannya, Rabu (15/5/2024).

Dengan kata lain, aturan tersebut meminta satuan pendidikan untuk mengadakan kegiatan perpisahan di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

"Jadi tidak ke mana-mana, hanya di sekolah masing-masing menggunakan fasilitas yang ada. Kalau ada sekolah yang melakukan di luar itu, berarti dia perlu pembinaan saya," ujar dia.

Baca juga: Baik dan Buruk Study Tour di Mata Orangtua Murid, Ada yang Mengeluh Kemahalan...

Biaya dan risiko tinggi

Menurut Purwosusilo, perpisahan yang digelar di luar area sekolah dapat memberatkan orangtua peserta didik dan berisiko tinggi terjadinya kecelakaan.

"Karena kalau mengadakan di luar itu satu, memberatkan biaya, kedua berisiko. Insya Allah di Jakarta sudah memahami, karena kami sudah sosialiasi," kata dia.

Larangan tersebut menimbulkan pro dan kontra, Disdik DKI Jakarta masih banyak menerima laporan dari satuan pendidikan yang tetap berkeinginan menggelar perpisahan peserta didik di luar area sekolah.

"Sudah banyak (orangtua murid) yang mengadukan (ingin tetap perpisahan di luar sekolah) dan kami tindak lanjuti untuk dibatalkan atau diadakan di sekolah," ujar Purwosusilo.

Disdik lalu memanggil kepala sekolah dan memberikan arahan bahwa perpisahan para siswa bisa dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas di sekolah.

Baca juga: Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada Study Tour ke Luar Kota

Pro dan kontra orangtua murid

Yanti (42), orangtua murid yang anaknya duduk di bangku kelas 1 SMP di Jakarta Barat setuju dengan keputusan Disdik DKI.

Menurut dia, biaya study tour terasa memberatkan. Uang itu lebih baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kan memberatkan bagi yang tidak mampu. Fokus untuk kebutuhan sehari-hari," ucap Yanti saat ditemui di Jakarta Barat, Selasa (14/5/2024).

Sementara di sisi ilmu dan wawasan, Yanti setuju dengan tujuan study tour yang dinilai dapat menambah pengalaman anaknya.

"Tapi biayanya enggak harus sampai jutaan. Kalau Rp 100.000, Rp 200.000 ya oke, cuma saya harus kalkulasi dulu," tutur Yanti.

Berbeda dengan Tuti (48), orangtua murid yang anaknya duduk di kelas III SMP. Dia menyebut, anaknya harus mendapatkan pengalaman dari luar sekolah.

"Itu (study tour) dibutuhkan untuk refreshing anak-anak menurut saya. Anak saya kan setiap hari di sekolah belajar ya, pasti butuh suasana baru," kata Tuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Blusukan ke Kampung Deret Bareng Raffi Ahmad, Warga Putar Lagu 'Oke Gas'

Gibran Blusukan ke Kampung Deret Bareng Raffi Ahmad, Warga Putar Lagu "Oke Gas"

Megapolitan
Polisi : Dua Jambret di CFD Profesional, Sudah Beraksi 3 Kali

Polisi : Dua Jambret di CFD Profesional, Sudah Beraksi 3 Kali

Megapolitan
Kasus ASN Depok Hadiri Dekarasi Imam Budi, Dua Kasie Kelurahan Mangkir Tiap Dipanggil Bawaslu

Kasus ASN Depok Hadiri Dekarasi Imam Budi, Dua Kasie Kelurahan Mangkir Tiap Dipanggil Bawaslu

Megapolitan
Soal Pilkada Jakarta, AHY Sebut Demokrat Masih Cari Sosok Paling Tepat dan Punya Kans untuk Menang

Soal Pilkada Jakarta, AHY Sebut Demokrat Masih Cari Sosok Paling Tepat dan Punya Kans untuk Menang

Megapolitan
PDI-P Merasa Punya Kesamaan Visi Misi dengan PKS Bogor, Sinyal Koalisi di Pilkada?

PDI-P Merasa Punya Kesamaan Visi Misi dengan PKS Bogor, Sinyal Koalisi di Pilkada?

Megapolitan
Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di Cilincing, Demokrat Diprediksi Dapat Satu Kursi

Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di Cilincing, Demokrat Diprediksi Dapat Satu Kursi

Megapolitan
Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di Cilincing: Suara Nasdem Turun, Demokrat Dapat Kursi

Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di Cilincing: Suara Nasdem Turun, Demokrat Dapat Kursi

Megapolitan
Penjarahan Aset Rusunawa Marunda, Komisi D DPRD DKI Didorong Panggil Dinas Perumahan

Penjarahan Aset Rusunawa Marunda, Komisi D DPRD DKI Didorong Panggil Dinas Perumahan

Megapolitan
Tertangkapnya Dua Jambret yang Beraksi di CFD Jakarta, Sempat Menyamar Jadi Tukang Topeng Monyet Saat Kabur

Tertangkapnya Dua Jambret yang Beraksi di CFD Jakarta, Sempat Menyamar Jadi Tukang Topeng Monyet Saat Kabur

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Diminta Segera Pidanakan Pelaku Penjarahan untuk Ciptakan Efek Jera

Pengelola Rusunawa Marunda Diminta Segera Pidanakan Pelaku Penjarahan untuk Ciptakan Efek Jera

Megapolitan
Potret Jalan Tikus Pasar Minggu: Idola Pengendara yang Tak Berpayung Hukum

Potret Jalan Tikus Pasar Minggu: Idola Pengendara yang Tak Berpayung Hukum

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juli 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juli 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 3 Juli 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 3 Juli 2024

Megapolitan
Bocah Laki-laki Tewas Tertabrak di Tol Cijago, Polisi Segera Lakukan Gelar Perkara

Bocah Laki-laki Tewas Tertabrak di Tol Cijago, Polisi Segera Lakukan Gelar Perkara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 3 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 3 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com