Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Politik Anies Baswedan : dari Ikut Konvensi Demokrat, Jadi Capres hingga Maju Cagub Jakarta Lagi

Kompas.com - 14/06/2024, 17:14 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anies Baswedan telah memutuskan untuk kembali maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Keputusan itu disampaikan secara langsung oleh Anies di Kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Jumat (14/6/2024), setelah sebelumnya hanya digadang-gadang.

"Karena itu saya sampaikan, bismillah kami bersiap untuk meneruskan ke periode ke dua," kata Anies.

Lalu bagaimana perjalanan politik Anies?

Baca juga: Anies Resmi Umumkan Maju Pilkada Jakarta 2024

1. Peserta konvensi capres Demokrat

Melihat kiprah di dunia politik, Anies memiliki perjalanan yang cukup panjang. Tokoh kelahiran Kuningan, Jawa Barat ini mulai terjun ke politik praktis pada 2013.

Saat itu Anies menjadi salah satu dari peserta konvensi capres Partai Demokrat. Ia bersaing dengan sejumlah tokoh lain yakni Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, dan Dino Patti Djalal.

Adapun sejumlah kandidat lainya antara lain Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, Sinyo Harry Sarundajang.

Janji Anies dalam konvensi Demokrat itu akan mengembalikan optimisme publik terkait potensi dan kemampuan Indonesia menjadi bangsa yang maju.

Namun nasib berkata lain. Partai Demokrat memutuskan Dahlan Iskan yang memenangkan konvensi itu berdasarkan hasil survei elektabilitas para calon presiden.

Baca juga: Mahfud MD Batal Ikut Konvensi Demokrat, PKB Bahagia

2. Tim sukses Jokowi-JK

Pada 2014, Anies dipercaya menjadi juru bicara tim pemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di Pemilu Presiden (Pilpres).

Keputusan menunjuk Anies itu berdasarkan rapat tim gabungan semua partai pendukung Jokowi-JK yang digelar di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta pada Jumat, 23 Mei 2014.

Alasan Anies menerima tawaran masuk dalam tim pemenangan Jokowi-JK karena mengaku bertekad ingin mendukung orang baik di pemerintahan.

Kala itu, Anies pun mendapat dukungan dari Jokowi. Ia disebut dekat dengan kaum muda hingga dianggap menjadi panutan di Indonesia.

Baca juga: Dukung Jokowi-JK, Anies Baswedan Bakal Masuk Tim Sukses

3. Anies ditunjuk menjadi Mendikbud

Pada tahun yang sama, Anies dipercaya masuk dalam Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK.

Anies dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tepat pada 27 Oktober 2014.

Saat itu, eks Rektor Universitas Paramadina tersebut dipercaya membenahi pendidikan di Indonesia setelah turut memenangkan pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

Namun sayang, umur jabatan Anies sebagai Mendikbud berlangsung cukup singkat.

Ia dicopot oleh Jokowi dalam reshuffle kabinet jilid II, 27 Juli 2016.

Ketika itu, posisi Anies sebagai Mendikbud digantikan oleh kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy.

Baca juga: Kesamaan Nadiem dan Anies Saat Jabat Mendikbud, Apa Itu?

4. Aktif lagi di Indonesia Mengajar

Meski dicopot dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies saat itu tetap berkomitmen berkiprah di dunia pendidikan.

Ia aktif kembali di gerakan Indonesia Mengajar yang telah lama digeluti setelah sebelumnya mundur karena menjadi peserta konvensi capres Partai Demokrat.

Anies saat itu beralasan tak ingin kegiatan Gerakan Indonesia Mengajar terganggu akibat kesibukannya sebagai bakal calon presiden.

Adapun kembalinya Anies ke dunia pendidikan karena saat itu ia beralasan masih mempunyai jabatan di Gerakan Indonesia Mengajar, yakni sebagai pembina.

"Dulu saya ada di wilayah pendidikan. Kemarin saya ada di pemerintahan. Sekarang saya tidak lagi. Ya kembali ke yang dulu," kata Anies kepada Kompas.com di rumahnya di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2016)

Baca juga: Dicopot dari Mendikbud, Anies Baswedan Akan Aktif Lagi di Indonesia Mengajar

5. Anies jadi Gubernur DKI

Tak lama setelah dicopot, Anies mencoba peruntungannya di pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno yang namanya pada saat itu hanya dikenal di kalangan dunia usaha.

Keduanya pun maju sebagai cagub-cawagub DKI yang didukung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Anies-Sandi bersaing dengan kandidat lainnya yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Anies-Sandi berhasil menjadi cagub-cawagub DKI terpilih setelah bertarung dua putaran dalam kontestasi politik di Jakarta.

KPU DKI Jakarta pun menetapkan Anies-Sandi sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta pada 5 Mei 2017.

Sepanjang menjadi orang nomor satu di Jakarta, kebijakan Anies tak kebijakannya yang menuai kontroversi.

Baca juga: Jokowi Lantik Anies-Sandi, Sah Jakarta Punya Gubernur-Wagub Baru

6. Jadi capres

Selepas menjadi Gubernur DKI, nama Anies muncul sebagai bakal capres. Bahkan, namanya itu telah sudah lama santer terdengar.

Kemunculan nama Anies itu tepat pada dalam Rapat Kerja Nasional II Partai Nasdem di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 15 sampai 17 Juni 2022 lalu.

Kala itu ada 3 nama yang direkomendasikan para peserta yang hadir untuk dipertimbangkan sebagai capres 2024 dari Partai Nasdem.

Selain Anies, dua nama yang muncul saat itu, yakni Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Namun, Nasdem kala itu menentukan sikap mengusung Anies sebagai calon presiden, berpasangan dengan Muhaimin Iskandar dari PKB.

Baca juga: Disebut Dirayu Pejabat Negara untuk Gagalkan Anies Maju Capres, PKS Angkat Bicara

NasDem saat itu harus berkoalisi dengan partai lain untuk bisa lolos dari presidential threshold.

Adapun partai yang masuk dalam Koalisi Perubahan itu yakni Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Ummat.

Anies-Muhaimin bersaing dengan kandidat capres yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Setelah sempat alot, kontestasi politik akhirnya dimenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com