Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Kompas.com - 17/06/2024, 21:38 WIB
I Putu Gede Rama Paramahamsa,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang tinggal di kolong jembatan Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, berharap pemerintah dapat memberikan bantuan dana usaha bagi mereka.

Beberapa orang yang tinggal di kolong jembatan Sungai Ciliwung itu bekerja sebagai pengepul barang rongsok.

 

Salah satunya Idi (51). Mereka terbiasa berjalan lebih dari tujuh kilometer setiap harinya untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang tidak lagi terpakai.

Namun, Idi dan teman-temannya butuh gerobak untuk membawa barang rongsok agar pekerjaannya lebih ringan.

Baca juga: Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

“Buat modal usaha. Iya gerobak kek. Supaya, saya kan mulung di jalanan nih, supaya bisa mengangkut banyak barang,” ujar Idi (51) saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (17/6/2024).

Pengepul barang rongsok itu hanya dapat mengumpulkan uang Rp 30.000 hingga Rp 50.000 dalam sehari.

Idi lantas membandingkan nasibnya dengan pengepul barang rongsok yang tinggal di kolong jembatan lain.

Dengan membawa gerobak, mereka membawa pulang uang hingga ratusan ribu rupiah setiap harinya.

“Itu mah paling kecil Rp 400.000 biasanya, kalau punya gerobak. Per harinya Rp 400.000,” ujar Idi.

Selama ini, Idi harus berjalan belasan kilometer setiap harinya dengan membawa barang-barang tersebut di atas kepalanya.

Baca juga: Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Jika memiliki gerobak untuk bekerja, ia dapat mengambil banyak barang yang tidak terpakai untuk ia jual kembali kepada pengepul.

“Kan masih bisa muter lagi kalau masih gerobak belum full,” tambah dia.

Untuk menyewa gerobak tetangganya, ia harus merogoh kocek Rp 25.000 setiap harinya.

Sementara penghasilannya hanya sekitar Rp 30.000-50.000.

Bagi Idi, menyewa gerobak sang kawan, dengan berharap mendapatkan uang lebih banyak, tidaklah masuk akal.

Baca juga: Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Selain gerobak, Idi juga ingin modal usaha lainnya dari pemerintah agar tak lagi menjadi pengepul barang bekas.

Ia telah memperhitungkan, dengan memiliki usaha rumahan, ia dapat hidup lebih sejahtera ketimbang sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com