JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Fermul (27), grafiti bukan hanya coretan gambar biasa. Ia menganggap seni grafiti adalah obat untuk dirinya selama ini.
"Grafiti itu sudah kayak obat banget buat saya," kata Fermul seorang seniman grafiti saat diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Saat Grafiti Menjadi Penolong Masa Depan Fermul...
Fermul bercerita, saat ia dalam kondisi kalut dan hancur, ia memutuskan untuk pergi ke Yogyakarta seorang diri.
Kepergiannya ke Yogyakarta bukan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata, melainkan untuk menggambar grafiti.
Setibanya di Yogyakarta, Fermul bertemu dengan temannya yang juga menggeluti seni grafiti.
Di sana lah, Fermul diantar oleh temannya berkeliling Yogyakarta untuk menggambar grafiti.
"Jadi, pada saat di Yogya, saya ditemani oleh teman saya untuk gambar," ucap Fermul.
Fermul menghabiskan waktu selama empat hari di kota bersejarah itu. Selama di sana, ia menggambar dari tembok satu ke tembok lain.
Baca juga: Seni Grafiti Jadi Cara Fermul untuk Mengekspresikan Diri
Bagi Fermul, dengan menggambar grafiti, lama-lama bisa mengatasi pikirannya yang sedang kalut.
Selain itu, suasana hati Fermul juga kerap membaik ketika mengkombinasikan warna di dalam karyanya.
Mengekspresikan perasaannya melalui gambar grafiti sudah Fermul lakukan sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Baginya, menggambar grafiti bukan hanya sekadar hobi atau dilihat orang lain. Namun, untuk wadah dirinya meluapkan emosi yang dirasakan.
Sampai saat ini, Fermul masih terus menjadikan grafiti sebagai wadah untuk meluapkan emosinya.
Di sisi lain, ia juga ingin membuat tembok yang tadinya polos menjadi lebih berwarna dan menarik.
Baca juga: Dilema Seniman Grafiti di Jakarta, Tak Ada Ruang Karya yang Legal, Harus Ikhlas Gambarnya Dihapus
Kegiatan menggambar grafiti di tembok publik masih dianggap sebagai kegiatan yang ilegal. Namun, Fermul mengusahakan untuk meminta izin terlebih dahulu setiap kali ingin menggambar di tembok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.