Namun, KS tak langsung mengakui bahwa pelaku pembunuhan sang ayah adalah dirinya.
Baca juga: Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas
Saat tiba, KS berpura-pura tak tahu perihal peristiwa yang terjadi dan baru tahu ayahnya meninggal dunia setelah dikabari temannya.
“Dia berpura-pura tidak tahu. Dia bersalah baru tahu dari temannya jika ayahnya sudah tiada,” tutur Ade Ary.
Kendati demikian, polisi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) tak langsung memercayai perkataan KS begitu saja.
Penyidik langsung meminta keterangan KS sebagai anak korban.
Setelah dimintai keterangan dan didalami, timbul dugaan bahwa KS adalah pelaku yang sebenarnya.
Pelaku kemudian ditangkap dan dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk diinterogasi lebih lanjut.
“Penyidik mengamankan pelaku di sebelah toko perabot. Langsung dibawa ke Mapolda Metro Jaya kemudian,” ucap Ade Ary.
Baca juga: Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram
Usai ditangkap, KS mengaku tega membunuh ayah kandungnya sendiri karena merasa sakit hati.
“Berdasarkan pemeriksaan sementara, yang bersangkutan melakukan hal tersebut (pembunuhan) karena sakit hati,” kata Ade Ary.
KS mengaku sakit hati karena pernah dituduh mengambil barang milik sang ayah.
Kepada polisi, pelaku juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah dipukul hingga dikatai "anak haram" oleh korban.
“Alasan KS melakukan penusukan terhadap ayah kandung karena sakit hati sering dimarahi, kadang dipukul, dan dituduh mengambil barang milik korban. KS mengaku pernah dikatakan anak haram oleh korban, ini berdasarkan keterangan yang bersangkutan,” tutur Ade Ary.
Kendati demikian, Ade Ary menyebut, pihaknya masih terus mendalami kasus ini. Penyidik akan memeriksa keterangan dari beberapa saksi serta alat bukti.
“Tentu kasus ini masih terus didalami. Keterangan dari tersangka (KS) akan dikaitkan dengan keterangan saksi hingga alat bukti,” imbuh dia.
(Penulis: Dzaky Nurcahyo | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Fitria Chusna Farisa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.