JAKARTA, KOMPAS.com- Dua bus pariwisata asal Bandung dikenai tarif parkir liar tak wajar di depan Masjid Istiqlal dan dekat Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024).
Alif, tour leader dua bus wisata tersebut bercerita, mulanya, bus hendak parkir di Stasiun Gambir. Pihak travel telah mendapat izin dari pengelola stasiun untuk memarkirkan kendaraan.
Namun, saat hendak masuk ke area Stasiun Gambir, bus diadang oleh dua orang tak dikenal.
"Dari pihak stasiun Gambir bilang silakan masuk saja, parkir sudah kosong. Tapi, di gerbang kita diadang oleh preman, yang pada akhirnya karena situasi enggak kondusif, akhirnya kita ikutin kata preman itu, yang di Monas, Gambir," ujar Alif saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (25/6/2024).
Dua orang yang diduga preman itu melarang bus parkir di Stasiun Gambir. Bus diarahkan parkir di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Baca juga: Masih Marak Parkir Liar, DPRD DKI Sarankan Pemprov Beri Lapangan Pekerjaan untuk Jukir
Masing-masing bus pun dimintai tarif parkir Rp 150.000 untuk dibayarkan ke dua orang tak dikenal tersebut.
Tak ingin terjadi keributan, Alif dan rombongannya menurut. Setelah menurunkan rombongan wisatawan di Monas, bus parkir di Kwitang.
Selanjutnya, bus kembali mengangkut rombongan wisatawan menuju Masjid Istiqlal. Namun, di depan masjid, bus lagi-lagi didatangi oleh sejumlah orang yang diduga preman.
Alif mengatakan, saat itu pihaknya tidak berniat parkir di sekitar Istiqlal karena sudah membayar untuk parkir di Kwitang. Bus sedianya hanya akan menurunkan penumpang di depan Masjid Istiqlal.
Ia pun mengaku telah mendapat izin dari petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga di kawasan tersebut.
“Pada saat tiba di Istiqlal, di situ sudah ada mobil Dishub kan. Saya turun dan (petugas) Dishub di dalam mobil. Saya izin, ‘Pak izin berhenti sebentar, mau turunin penumpang,’ Sudah diizinkan, 'Oke silakan'," jelas Alif.
Ketika Alif meminta izin ke petugas Dishub, bus sudah dikerubung enam sampai tujuh orang yang diduga preman. Para preman ini meminta uang Rp 300.000 untuk tarif parkir dua bus.
Pemilik travel bernama Kim yang mengawal perjalanan menolak membayar uang tersebut. Namun, preman yang menarik uang parkir liar di kawasan Masjid Istiqlal tak mau mengalah.
“Si preman ini bilang, 'Monas ya Monas, Istiqlal ya Istiqlal, beda lagi'. Padahal, kita (bus) mau drop off (menurunkan penumpang) aja, enggak butuh parkir,” jelas Alif.
Tak hanya ke pihak travel, para preman ini juga sempat meminta uang ke sopir bus. Akan tetapi, sopir bus menolak memberikan uang dan berdalih bahwa hal itu menjadi kewenangan panitia travel.
“Akhirnya, salah satu orang di sana (preman) bilang, ‘Ya sudah suruh maju saja, kacanya abisin’," imbuh Alif.
Cekcok tersebut akhirnya dilerai oleh petugas Dishub. Dua bus pariwisata itu pun diperbolehkan menurunkan penumpang, termasuk Alif dan Kim, di Masjid Istiqlal.
Baca juga: Bus yang Digetok Tarif Parkir Liar di Istiqlal Ternyata Bawa Rombongan Pondok Pesantren dari Bandung
Setelahnya, sopir membawa dua unit bus ke lokasi parkir di Kwitang. Namun, para preman yang semula hendak memalak Alif, Kim, dan rombongannya ternyata membuntuti bus sampai ke area parkir.
Di area parkir Kwitang, para preman tersebut memaksa sopir untuk memberikan uang. Tak bisa berbuat banyak, pengemudi bus pun memberikan uang senilai Rp 300.000, sesuai permintaan para preman.
“(Preman) memaksa kalau enggak (diberi uang) unitnya nanti dirusak atau bahasanya gimana saya kurang paham, intinya ada ancaman ke driver,” ujar Alif lagi.
Adapun terkait ini Polsek Sawah Besar telah mengidentifikasi 3 orang yang diduga terlibat pemalakan. Polisi tengah melakukan pengejaran kepada tiga orang yang telah teridentifikasi.
Kompas.com juga telah mencoba menghubungi pihak Dishub Jakarta Pusat terkait ini. Namun, Dishub Jakarta Pusat belum memberikan keterangan maupun konfirmasi apa pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.