Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Dua Bus Digetok Tarif Parkir Liar Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Kompas.com - 25/06/2024, 14:37 WIB
Shela Octavia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tour leader dua bus wisata yang digetok tarif parkir tak masuk akal di Masjid Istiqlal, mengungkap kronologi kejadian yang menimpa pihaknya pada Jumat (21/6/2024) lalu.

Alif selaku tour leader rombongan wisata dua bus ini menjelaskan bahwa perjalanan mereka hari itu memiliki rute Monas menuju Istiqlal dan akan dilanjutkan ke Ancol.

Satu minggu sebelum kejadian, Kim, atasan Alif yang juga pemilik jasa tur, sudah melakukan survei ke Jakarta untuk menyusuri tempat-tempat yang akan mereka kunjungi.

“Kita sudah survei ke Jakarta melewati rute-rute yang dilalui, termasuk soal parkir. Kita sudah antisipasi, di Jakarta itu kita tahu parkir bus itu cukup susah,” ujar Alif saat dihubungi melalui WhatsApp pada Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Alif mengaku bahwa pihaknya terakhir kali membawa rombongan tur ke Jakarta pada 2019. Namun kini, ada beberapa perubahan peraturan yang baru mereka ketahui setelah survei ke Jakarta.

Misalnya, berdasarkan penjelasan Alif, bus wisata berukuran besar sudah tidak bisa parkir di area Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI), Monas. Kemudian, Masjid Istiqlal juga sudah tidak dapat menampung bus wisata.

“Maka dari itu, atasan saya itu sudah ke Stasiun Gambir. Karena berdasarkan informasi, disebut dari sekuriti Monas, paling enak parkir di Stasiun Gambir saja,” lanjut Alif.

Kim pun menghubungi pihak manajemen Stasiun Gambir dan telah mendapatkan izin resmi dari pihak pengelola. Merasa semuanya telah beres dan aman, agensi tur dari Bandung ini pun melakukan perjalanan ke Jakarta.

Baca juga: Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Alif menceritakan, dua bus mereka menurunkan peserta tur di Monas, tepatnya di pintu Timur Laut. Saat itu, mereka langsung diadang dan dimintai uang parkir oleh dua orang preman.

Kepala rombongan tur menolak karena mereka merasa telah mendapatkan izin parkir resmi di Stasiun Gambir. Setelah itu, mobil bus pun pergi untuk kembali parkir di Stasiun Gambir.

“Dari pihak Stasiun Gambir bilang silakan masuk saja, parkirnya sudah kosong. Tapi, di gerbang kita diadang oleh preman (yang sudah membuntuti dari Monas),” lanjut Alif.

Karena situasi tidak kondusif, penanggng jawab rombongan akhirnya menuruti keinginan preman tersebut dengan membayar Rp 150.000 per bus dan segera pindah parkir ke area Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

Setelah kegiatan di Monas selesai, rombongan berangkat ke Masjid Istiqlal.

Namun, setelah mengetahui bahwa bus wisata tidak dapat lama-lama berada di areal Masjid Istiqlal, penanggung jawab rombongan pun bermaksud menurunkan penumpang saja.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Alif mengatakan, saat mereka tiba di Masjid Istiqlal, bus berhenti di dekat mobil derek milik Dinas Perhubungan (Dishub). Saat itu, Alif sempat mendatangi petugas Dishub yang berada di dalam mobil untuk minta izin menurunkan penumpang bus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com