Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Goyahkan PKS untuk Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Kompas.com - 27/06/2024, 05:45 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih untuk mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Langkah ini cukup mengejutkan lantaran PKS awalnya mengusung Sohibul Iman sebagai cagub Jakarta pada Minggu (23/6/2024).

Namun, dua hari kemudian atau Selasa (25/6/2024), PKS tiba-tiba mengusung Anies sebagai cagub dan menjadikan Sohibul Iman sebagai cawagub Jakarta.

Baca juga: PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Popularitas dan elektabilitas Sohibul Iman jauh di bawah Anies

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai bahwa sosok Sohibul Iman jauh di bawah Anies dalam segi popularitas dan elektabilitas.

Adi menganggap, hal itulah yang membuat PKS batal mengusung Sohibul Iman sebagai cagub Jakarta dan memberikan posisi calon Jakarta 1 kepada Anies.

"Sohibul Iman itu diduetkan dengan Anies Baswedan karena memang secara kalkulasi politik, baik dari segi popularitas dan elektabilitas saya kira memang Sohibul Iman ini sangat jauh dengan Anies Baswedan," kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2024).

Menurut Adi, PKS cukup realistis mengusung Sohibul Iman sebagai cawagub ketimbang cagub Jakarta.

Namun, ia juga menilai bahwa duet Anies Sohibul Iman merupakan proposal politik PKS.

"Wajar kalau kemudian PKS menyampaikan secara terbuka. Saya menyebutnya sebagai proposal politik, bahwa PKS ingin mengusung Anies, tapi wakilnya adalah Sohibul Iman," kata Adi.

Baca juga: Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Senada dengan Adi, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Lili Romli meyakini bahwa alasan PKS urung mencalonkan Sohibul Iman sebagai cagub pada Pilkada Jakarta 2024 karena mempertimbangkan elektabilitas.

Lili menganggap PKS sadar akan minimnya tingkat elektabilitas Sohibul.

“Perubahan pencalonan Sohibul Iman yang semula sebagai cagub lalu menjadi cawagub bisa karena faktor elektabilitasnya yang bisa sangat kecil,” ujar Lili saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Bukan hanya itu, Lili menduga, PKS mengubah keputusannya mencalonkan Sohibul sebagai Jakarta 1 karena tingkat popularitas mantan presiden PKS itu juga masih kalah dari Anies.

Lili menilai, PKS realistis menempatkan Sohibul sebagai cawagub lantaran mempertimbangkan peluang koalisi dengan partai lain.

Sebab, sekalipun menjadi partai pemenang pada Pemilu Legislatif (Pileg) Jakarta 2024, PKS "hanya" berpotensi mengantongi 18 kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Jakarta. Dibutuhkan 4 kursi lagi agar PKS bisa mengusung calon kepala daerah.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Megapolitan
Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Megapolitan
2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi 'Online' dan Video Asusila

2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi "Online" dan Video Asusila

Megapolitan
Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Megapolitan
Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Megapolitan
Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Megapolitan
Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok 'Debt Collector' Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok "Debt Collector" Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com