Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepanasan dan Kena Tetes Hujan, Ini Kisah Pasutri dari Desa Lauran yang Hidup di Rumah Seng

Kompas.com - 28/06/2024, 17:28 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MALUKU, KOMPAS.com - Pasangan suami-istri Laurensus (42) dan Norbertha Kanu (40) tinggal di rumah berukuran 5x5 meter yang berdinding dan beratap seng di Desa Lauran, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

Bekerja sebagai petani umbi-umbian, Laurensus dan Norbertha tidak memiliki cukup uang untuk membangun rumah yang lebih layak. Selama setahun, mereka bertahan di rumah seng.

Tidak ada fondasi yang kokoh di rumah seng Laurensus dan Norbertha. Semua berasal dari barang-barang bekas, termasuk lantainya yang menggunakan papan.

"Awalnya kita tinggal di rumah gubuk, atapnya seng, rumah tutupnya (dinding) seng, semua pada bekas. Jadi lantai pakai papan, lapuk-lapuk," kata Norbertha membuka cerita tentang rumah yang ditempatinya.

Dengan barang seadanya itu, rumah seng dapat dihuni pasangan ini. Namun, Laurensus dan Norbertha harus merasakan pahitnya tinggal di gubuk itu kala cuaca panas dan hujan mendera.

Baca juga: Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Saat hujan mengguyur, Norbertha harus cepat-cepat mengangkat kasur sebelum air menetes lewat sela-sela seng.

"Karena pakai seng jadi ada kebocoran, kalau hujan kami lipat kasur," tuturnya.

Saat musim kemarau, teriknya matahari menembus ke rumah seng mereka. Laurensus dan Norbertha memilih meneduh di bawah pohon yang tak jauh dari rumahnya.

"Tembok seng itu panas, tembus (panas), kami cari-cari yang dingin seperti ini (bawah pohon)," kata Norbertha dan Laurensus yang diwawancarai di bawah pohon kelapa.

Saat malam hari tiba, Laurensus dan istrinya menggunakan lampu penerangan dari senter karena rumah seng mereka tidak teraliri listrik.

Baca juga: Kemensos Bantu 240 Lansia Operasi Katarak Gratis di Kepulauan Tanimbar Maluku

"Rumah kami ada ruang tamu kecil, kamar disekat dapur. Dapur tidak ada seng, hanya ada kamar mandi, air tidak ada, jadi air minta tetangga dan lampu pakai senter," tutur Norbertha.

Sebelum tinggal di rumah seng, Laurensus dan Norbertha bertempat tinggal di kampung orangtua Laurensus. Karena ingin mandiri, keduanya memilih membangun rumah sendiri meski hanya berfondasi seng.

Pendapatan keduanya sebagai petani yang tidak seberapa, Laurensus dan Norbertha bersyukur mendapat bantuan Rumah Sejahtera Terpadu dari Kementrian Sosial (Kemensos).

Bantuan tersebut merupakan pembangunan rumah yang lebih layak, beratap asbes dan berdinding batu bata.

Saat ini, rumah Laurensus dan Norbertha masih tahap pembangunan oleh tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Baca juga: Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Sembari menunggu rumah barunya selesai dibangun, Laurensus dan istrinya tinggal di gubuk yang tidak jauh dari rumahnya.

"Kami awalnya hidup tidak begini, kami sangat berterima kasih karena kami punya hidup ada perubahan," ucap Norbertha.

Selain mendapat bantuan pembangunan rumah, Laurensus dan istrinya juga mendapat modal ayam petelur sebanyak 12 ekor.

Menteri Sosial Risma juga memberikan bibit tanaman sebagai tambahan pemasukan bagi Laurensus dan istrinya yang hanya seorang petani umbi-umbian berpenghasilan tak tentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com