Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Terminal Senen, Beberapa Angkot Sudah Naikkan Tarif

Kompas.com - 24/06/2013, 19:59 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pegemudi angkutan umum di Jakarta sudah menaikkan tarif angkutannya. Padahal, pemerintah belum mengeluarkan surat kenaikan tarif angkutan umum.

Menyikapi hal tersebut, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta berhasil menjaring dan mengamankan beberapa angkutan umum yang sudah menaikkan tarif secara sepihak di Terminal Senen, Jakarta Pusat. Kenaikan tarif angkutan umum tersebut bervariasi, mulai dari Rp 500 sampai Rp 2.000.

Tarif bus patas AC, contohnya, sudah naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 8.000. Pemberitahuan kenaikan tarif itu dilakukan dengan cara menempelkan kertas pengumuman tarif baru di dalam bus.

"Kami berhasil menjaring beberapa angkutan umum dan langsung kami tilang di tempat," kata Kepala Bidang Pengendalian Dishub DKI Sunardi Sinaga, Senin (24/6/2013). Ia mengatakan, kenaikan tarif itu terjadi pada bus besar dan metromini.

Selain menilang pengemui angkutan umum yang menaikkan tarif, Dishub DKI juga mengamankan tiga bus karena tidak memiliki surat-surat izin berkendara. Tiga bus yang diamankan adalah bus AC-63 jurusan Bekasi-Pasar Baru, 9A jurusan Bekasi-Senen, dan patas 44 jurusan Ciledug-Senen.

Dalam razia yang dilakukan di Terminal Senen ini, sedikitnya 30 petugas Dishub DKI dikerahkan untuk mengamankan angkutan umum yang sudah menaikkan tarif secara sepihak. Sunardi mengatakan akan terus melakukan razia di sejumlah terminal sampai pemerintah mengeluarkan surat kenaikan tarif angkutan umum.

"Kita akan terus lakukan razia hingga ada surat resmi dari pemerintah mengenai kenaikan tarif angkutan umum. Jika angkutan masih membandel, kita akan tindak," kata Sunardi.

Saat ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membahas kenaikan tarif angkutan umum bersama Dishub DKI, Dewan Transportasi Kota Jakarta, dan Organda. Kenaikan tarif ini disesuaikan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak yang berlaku sejak Sabtu (22/6/2013) pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

    [POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

    Megapolitan
    Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

    Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

    Megapolitan
    Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

    Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

    Megapolitan
    Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

    Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

    Megapolitan
    'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

    "Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

    Megapolitan
    Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

    Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

    Megapolitan
    3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

    3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

    Megapolitan
    Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

    Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

    Megapolitan
    PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

    PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

    Megapolitan
    Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

    Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

    Megapolitan
    Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

    Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

    Megapolitan
    Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

    Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

    Megapolitan
    Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

    Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

    Megapolitan
    Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

    Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

    Megapolitan
    Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

    Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com