Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Kejanggalan pada Pemerkosaan Karyawati di Pramuka

Kompas.com - 01/07/2013, 17:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi menemukan kejanggalan dalam laporan kasus pemerkosaan seorang karyawati berinisial MC (31) di sebuah gang kecil dekat Jalan Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Polisi mendapati pengakuan baru yang tak pernah disebutkan sebelumnya oleh korban.

Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menuturkan, korban ternyata diantar oleh rekan seprofesinya berinisial CK.

"Kami temui kejanggalan dari laporan korban. Fakta yang sebenarnya ternyata korban pulang dari tempat kerjanya itu tidak sendirian, tapi diantar rekan kerjanya berinisial CK, seorang laki-laki," kata Herry di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/7/2013).

Herry mengatakan, polisi sudah beberapa kali melakukan prarekonstruksi atas kejadian ini. Dari hasil itu, CK yang berstatus saksi disebut mengantar korban hingga sampai depan gang di lokasi kejadian. Setelah mengantar korban, CK pulang meninggalkan MC di lokasi itu.

"Korban kemudian menelepon suaminya yang menunggu di seberang jalan. Saat itu korban sudah dalam keadaan lebam, pakaiannya korban sudah kotor karena saat itu kondisi sudah hujan," ujar Herry.

Selain itu, CK juga disebut sering mengantar MC apabila pulang kerja. Herry mengatakan, baik MC maupun CK memberikan pengakuan berbeda tentang lokasi terakhir tempat CK mengantar MC.

"Sebelum berpisah, (korban) mengatakan tempatnya di titik A, tapi menurut CK di titik B mendekati mulut gang Pramuka," ujar Herry.

Pada temuan lain, lokasi gang yang menjadi tempat penyelidikan merupakan gang kecil yang bisa menimbulkan gema bila ada suara. Selain itu, dari pemeriksaan sementara pakaian korban,  tidak ditemukan bercak sperma yang tertinggal di pakaian korban.

Herry belum dapat menyimpulkan apa-apa terkait fakta-fakta tersebut. "Kita minta lab untuk mengungkap hasil itu. Besok mudah-mudahan ada data pendukung yang lebih memperuncing arah penyelidikan kita," kata Herry.

Herry mengatakan, polisi masih berupaya mengungkap siapa pelaku kasus pemerkosaan tersebut. Barang bukti baju korban juga akan dites di laboratorium forensik.

Herry menyayangkan sikap korban yang dalam keterangannya dinilai tidak terbuka dalam mengungkapkan kejadian itu. "Kita sesalkan korban tidak terbuka dan menyampaikan fakta tidak benar," ujarnya.

MC mengaku menjadi korban pemerkosaan oleh seorang pria tak dikenal di sebuah gang sempit dekat shelter busway Jalan Pramuka pada Kamis (20/6/2013). Korban mengatakan tengah berjalan sendiri, kemudian dihadang oleh pelaku dan diperkosa di gang sempit yang ada di lokasi. Atas kejadian itu, suami korban kemudian melaporkannya ke Mapolres Metro Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com