Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Penasaran Bagaimana Kaum Difabel Naik Transjakarta

Kompas.com - 04/07/2013, 11:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sulitnya mengakses moda transportasi sering dirasakan oleh para difabel. Fasilitas yang tak berpihak bagi difabel membuat mobilitas mereka terhambat. Bahkan, Gubernur DKI Joko Widodo penasaran, bagaimana selama ini mereka mengakses transportasi yang ada.

Hal itu diungkapkan Jokowi saat ia mengikuti para difabel dalam acara Jakarta Barrier Free Tourism, Kamis (4/7/2013) pagi. Rombongan mereka berkeliling Jakarta dengan mengendarai kendaraan umum dimulai dari shelter transjakarta Balaikota Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Beberapa peserta berkursi roda ingin memasuki bus transjakarta yang telah menghampiri shelter.

"Tunggu-tunggu, saya mau lihat dulu bagaimana cara mereka masuk shelter busway," ujar Jokowi saat rombongan pindah shelter.

Cara difabel berkursi roda masuk ke transjakarta memang cukup sulit. Selain pintu yang sempit, jumlah calon penumpang yang banyak membuat mereka kerap terdesak.

Tidak hanya itu, jarak antara ujung lantai shelter dan bus tidak sama, ada yang sempit, terkadang lebar. Hal itu yang membuat kaum difabel berkursi roda harus dibantu oleh orang lain untuk masuk ke dalam bus. Untunglah, dalam acara itu ada beberapa orang relawan yang ikut hadir membantu para difabel menggunakan moda transportasi umum. Jokowi tidak bisa membayangkan bagaimana jika mereka sendirian.

"Wah, memang harus dibantu. Bagaimana kalau sendirian, pasti susah memang," ujar Jokowi.

Kesulitan kaum difabel tak hanya di situ. Begitu bus yang ditumpangi transit di shelter Senen, Jakarta Pusat, mereka sangat bergantung pada relawan. Ini dikarenakan antara shelter satu dan lainnya disambungkan anak tangga sepanjang lebih kurang 4 meter dengan koridor jalan yang sempit. Alhasil, kursi rodanya ditandu hingga ke permukaan shelter yang rata.

Jika sudah demikian, aktivitas yang sangat memakan ruang gerak dan waktu itu sering mengakibatkan calon penumpang lain menunggu di belakangnya. Mereka tampak tak sabar karena perjalanan mereka terhambat.

Dalam acara itu, Jokowi yang didampingi beberapa kepala dinas terkait tidak menyelesaikan jalan-jalan itu sesuai rute terjadwal. Ia berpisah dari rombongan di shelter Senen sekitar pukul 09.45 WIB karena harus menghadiri acara bersama Presiden RI.

Sebelum berpisah, Jokowi mengakui bahwa aksesibilitas kaum difabel terhadap sejumlah fasilitas publik di Jakarta masih kurang. Oleh sebab itu, Jokowi akan mengakomodasi masukan kaum difabel serta akan mengupayakan terlaksananya fasilitas bagi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

    Berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

    Megapolitan
    Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

    Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

    Megapolitan
    KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

    KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

    Megapolitan
    PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

    PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

    Megapolitan
    Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

    Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

    Megapolitan
    Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

    Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

    Megapolitan
    'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

    "Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

    Megapolitan
    KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

    KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

    Megapolitan
    Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

    Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

    Megapolitan
    Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

    Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

    Megapolitan
    Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

    Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

    Megapolitan
    Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

    Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

    Megapolitan
    Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

    Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

    Megapolitan
    Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

    Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

    Megapolitan
    Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

    Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com