Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Macet, Puluhan Kantor Ekspedisi di Tanah Abang Disegel

Kompas.com - 11/07/2013, 11:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI akan menyegel puluhan kantor ekspedisi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penutupan dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat aktivitas di kantor tersebut.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI telah menyegel 25 kantor ekspedisi di Tanah Abang. Hal yang sama akan dilakukan pada 43 kantor ekspedisi lain di kawasan itu. Basuki menilai aktivitas kendaraan angkutan barang di kantor-kantor ekspedisi itu telah memicu kemacetan di Tanah Abang.

"Kita sudah menyegel 25 kantor ekspedisi yang bikin macet. Masih ada 43 kantor ekspedisi yang sudah kita data dan tidak punya izin, akan kita tutup," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Basuki menambahkan, para pedagang dari luar kota yang kerap menggunakan mobil sebagai tempat berjualan akan dimasukkan ke dalam gedung. Mereka tidak diperkenankan kembali berdagang di tengah jalan karena hal itu dapat menyebabkan kemacetan parah.

"Mereka yang datang dari luar kota, yang buka mobil toko, itu kita harus paksa dia masuk ke dalam, tidak boleh di tengah jalan. Makanya, sekarang lagi dikerjakan pembatas beton, supaya mobil tidak bisa parkir di tengah," kata Basuki.

Basuki mengatakan, para pemilik toko di Pasar Tanah Abang dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tidak boleh seenaknya mengatur arus lalu lintas. Ia mengatakan, tindakan pedagang dengan memasukkan dan mengeluarkan mobil dagangan mereka secara tidak teratur telah menyebabkan jalan di kawasan tersebut menjadi macet.

Untuk mengatasi hal itu, Pemprov DKI akan melakukan penertiban dengan cara mengatur arus kendaraan dan lalu lintas di kawasan itu. Pemprov DKI juga akan menentukan arus lalu lintas, termasuk arus keluar masuk mobil usaha.

"Kita tidak mau lagi yang punya bangunan di Pasar Tanah Abang Blok A dan Blok B, yang menentukan arus keluar masuk kendaraan. Sekarang kita yang tentukan," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

    Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

    Megapolitan
    Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

    Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

    Megapolitan
    74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

    74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

    Megapolitan
    Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

    Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

    Megapolitan
    Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

    Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

    Megapolitan
    Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

    Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

    Megapolitan
    Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

    Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

    Megapolitan
    Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

    Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

    Megapolitan
    Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

    Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

    Megapolitan
    Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

    Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

    Megapolitan
    PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

    PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

    Megapolitan
    Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

    Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

    Megapolitan
    Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

    Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

    Megapolitan
    Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

    Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

    Megapolitan
    Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

    Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com