Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Pangkas Anggaran, Basuki: Berengsek, Main Fitnah Enggak Keruan!

Kompas.com - 17/07/2013, 13:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah tudingan yang menyebutkan kalau salah satu penyebab penumpukan sampah di Pintu Air Manggarai ialah pemangkasan anggaran di Dinas Kebersihan maupun Dinas Pekerjaan Umum DKI. Menurut Basuki, biaya untuk pembersihan sampah itu telah dianggarkan dalam APBD DKI 2013.

"Yang ngomong seperti itu siapa? Uang sudah ada, kok. Saya bukan potong uang, saya hemat uang. Jadi, jangan kesannya semua ini berantakan karena saya potong uangnya. Kurang ajar! Berengsek sekali main fitnah enggak keruan begitu," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (17/7/2013).

Basuki menegaskan kalau biaya untuk pengangkutan sampah di Pintu Air Manggarai telah tersedia. Pemprov DKI pun hanya mengurangi sekitar 25 persen dari anggaran yang diajukan dinas sebelumnya. Pemangkasan dilakukannya karena beberapa dinas mengajukan besaran biaya yang terlalu tinggi.

Menurutnya, apabila pengurangan anggaran tersebut memengaruhi, maka tidak akan ada sisa anggaran yang tidak terserap hingga Rp 1,3 triliun. Dengan demikian, apabila anggaran itu dipotong hingga 40 persen, maka itu tidak akan memengaruhi program unggulan dinas.

"Ya sudah, nanti tahun depan akan saya potong 40 persen. Kalau Anda masih tidak suka, keluar saja dari DKI, mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil (PNS) DKI," ketus Basuki.

Terkait permasalahan penumpukan sampah di Pintu Air Manggarai, Basuki berjanji akan segera menyelidikinya. Ia pun menduga adanya unsur kesengajaan dengan membiarkan sampah itu menumpuk hingga berbulan-bulan.

Dengan adanya pemotongan anggaran itu, Basuki menuding keuntungan yang didapatkan oleh pihak ketiga atau operator akan semakin berkurang. Ia juga meminta media untuk mencatat nama petugas Pintu Air Manggarai yang gajinya belum dibayar lengkap dengan pangkat dan jabatannya.

"Tolong catat namanya, ini bagian dari politik. Saya sudah bilang, kalau tidak suka bekerja di Pemprov DKI, mohon maaf saja kami masih punya jatah 51 bulan di sini. Kalau tidak senang, keluar. Saya tanda tangan suratnya," tegas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan 'Ngaku' Ingin Beli Pulsa

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan "Ngaku" Ingin Beli Pulsa

Megapolitan
Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Megapolitan
Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Megapolitan
Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Megapolitan
Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com