Hal tersebut disampaikan berkaitan dengan banjir di Kampung Pulo, akibat hujan di Bogor dan Jakarta pada Senin (21/7/2013) dini hari. Usaha Pemprov DKI Jakarta melebarkan Sungai Ciliwung dinilai tak akan maksimal dalam mengantisipasi banjir jika banyak orang masih tinggal di bantaran sungai.
Pemprov DKI telah menyiapkan rumah susun di Pasar Minggu dan Pasar Rumput sebagai tempat relokasi warga bantaran sungai. Pembangunan ini melibatkan Kementerian Perumahan Rakyat dan perusahaan swasta.
Yayat menilai, Pemprov DKI perlu tahu daerah permukiman mana saja yang rawan banjir dan apakah warga keberatan pindah ke Pasar Minggu atau Pasar Rumput, terutama warga yang daerahnya bukan daerah rawan banjir.
Menurut Yayat, Pemprov DKI perlu mempertimbangkan untuk membangun rusun tak jauh dari lokasi tempat tinggal warga sebelumnya. Jatinegara disebut Yayat sebagai lokasi yang strategis untuk merelokasi warga Kampung Pulo.
"Kalau banyak yang tidak mau pindah bisa repot karena program normalisasi sungai bisa tidak berjalan untuk pelebaran dan pengerukannya. Ini karena mereka tidak punya pilihan yang lebih baik. Pindah ke rumah susun, tapi yang mana. Adakah (Pemprov) DKI buat rusun dekat situ nantinya, atau tidak," kata Yayat, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/7/2013) malam.
"Jadi perlu diketahui mana peta kawasan genangannya. Kita menyebut Kampung Pulo seakan-akan semua tergenang banjir. Makanya harus buat peta kawasan revitalisasi Kampung Pulo," tambah Yayat.
Berdasarkan pantauan, sebanyak 15 dari 17 RT di RW 02 Kampung Pulo kebanjiran pada Senin ini.
Adapun jumlah warga RW 02 Kampung Pulo sekitar 5.000 jiwa (1.300 keluarga) dan hanya 180 keluarga yang rumahnya tidak kebanjiran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.