Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi PKL: Mana Pembinaan untuk PKL? Malah Cari CSR

Kompas.com - 28/07/2013, 20:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) meminta Pemprov DKI bisa memfasilitasi tak hanya bangunan Blok G Tanah Abang, tetapi juga pembinaan PKL. Menurut Ketua APKLI Hoiza Siregar, seharusnya ada dana miliaran rupiah untuk pemberdayaan PKL.

Hoiza mengatakan, permasalahan penertiban PKL memang bukan hanya masalah di Indonesia, melainkan juga di negara lain. Namun, pengusaha besar di negara lain betul-betul membantu kesejahteraan pedagang kecil itu.

"Mana ada dana miliaran rupiah untuk pembinaan PKL? Malah sibuk nyari CSR. CSR ini kan pemanis saja, diberi gerobak dengan tempelan iklan mereka," sindir Hoiza saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/7/2013).

Dia pun menyayangkan Pemprov DKI yang hanya mengacu pada Perda nomor 7 tahun 2008 dalam penertiban PKL.

"Kita minta pemerintah tidak hanya pilih-pilih Perda. Buat apa ada Pancasila? Buat apa ada UUD 45 kalau yang dipakai hanya yang diusulkan Satpol PP, Perda nomor 7 tahun 2008," kata dia lagi.

Ia menilai pemerintah lalai tidak merujuk pada Perda Nomor 2 tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta. Dalam Pasal 13 Ayat (1) huruf b Perda No 2/2002 disebutkan, untuk jenis penyelenggaraan usaha perpasaran swasta dengan luas efektif 500 meter persegi, harus disediakan ruang tempat usaha bagi usaha kecil/kaki lima seluas 20 persen dari luas efektif bangunannya, dan tidak dapat diganti dalam bentuk lain.

"Ada Perda Nomor 2 Tahun 2002, 20 persen untuk PKL. Kalau 20 persen untuk kaki lima di sana, Tanah Abang itu luas, selesai!" cetus Hoiza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com