Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Pernah Diminta Pecat Dirut PT KAI

Kompas.com - 13/08/2013, 07:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pernah mendapat ribuan SMS dari masyarakat yang memintanya untuk memecat Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan. Hal itu terjadi saat KAI mulai melakukan pembongkaran terhadap kios-kios pedagang di semua stasiun kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek sekitar akhir 2012.

Namun, kata Dahlan, dia tidak menghiraukan hal itu. Dia yakin, Jonan melakukan hal tersebut untuk kepentingan masyarakat yang lebih banyak dan lebih luas, demi menciptakan stasiun yang indah, bersih, dan modern.

"Saya diminta menegur, memarahi, dan memecat Jonan. Tapi saya tidak hiraukan itu. Saya sampaikan kepadanya jalan terus!" tulis Dahlan dalam buku Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia.

Jonan amat bersyukur atasannya tersebut tidak memecatnya. Menurutnya, hal itu karena Dahlan sangat percaya padanya bahwa apa yang dia lakukan demi meningkatkan jumlah penumpang KRL agar bisa mengangkut 1,2 Juta orang per harinya pada 2018. Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2011 tentang penugasan kepada PT KAI untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana kereta Bandara Soekarno-Hatta dan jalur lingkar Jabodetabek.

"Dan buktinya, sampai sekarang saya enggak dipecat, kok," ujar Jonan saat ditemui di Stasiun Tanah Abang, Senin (12/8/2013).

Di awal Desember 2012 hingga Mei 2013, PT KAI giat melakukan penertiban terhadap ribuan kios pedagang di puluhan stasiun di Jabodetabek. Penertiban dilakukan dengan pembongkaran kios di area stasiun ataupun penertiban terhadap pedagang asongan di peron. Total ada 4.525 kios di 67 stasiun yang ditertibkan.

Pembongkaran tidak berjalan mulus karena di beberapa stasiun para pemilik kios melakukan perlawanan, seperti di Stasiun Depok Baru, Duri, Kalideres, Pasar Minggu, Pondok Cina, dan Universitas Indonesia. Khusus di Stasiun Pondok Cina dan Universitas Indonesia, para pemilik kios bahkan mendapat dukungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

Di dua stasiun itu, beberapa kali penertiban dibatalkan karena situasi tidak kondusif. Selain BEM UI, PT KAI juga mendapat penentangan dari LBH Jakarta, Komnas HAM, dan beberapa anggota DPR. Mereka menyatakan KAI tidak berhak melakukan penggusuran dan meminta KAI menghentikan proses pembongkaran sampai ada kejelasan relokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com