Sikap "menganaktirikan" sopir kepada pelajar tak lain karena terkait ongkos. Sopir merasa rugi jika pelajar hanya bayar Rp 2.000, sementara tarif non-pelajar Rp 3.000.
Seperti pantauan Kompas.com pada Kamis (12/9/2013) pagi, sopir angkutan KWK 05 tujuan Tanjung Priok-Cilincing menolak beberapa pelajar karena lebih memilih mengangkut penumpang dewasa.
"Naik yang lain aja ya, dek, masih banyak tuh di belakang (angkutan)," ujar sopir itu kepada pelajar SD yang hendak menaiki mobilnya.
Ketika mobil sudah meninggalkan pelajar tersebut, sopir justru menggerutu. "Enak aja cuman bayar Rp 2.000. Mending naik yang lain," ucap si sopir.
Hal serupa juga diutarakan sopir Mikrolet 14 tujuan Tanjung Priok-Cilincing yang menolak mengangkut pelajar SMP. Si sopir sengaja tidak berhenti walaupun mobilnya masih bisa mengangkut penumpang.
Sementara itu, Sarah (13), siswa SMP 244 Jakarta, mengaku bingung. Sebab, ia juga sering kali ditolak KWK karena memakai seragam sekolah.
"Sopir kadang enggak mau ngangkut pelajar. Kadang malah kita bilang dulu bakal bayar Rp 3.000 baru abangnya mau ngangkut kita," ujarnya.
Zamiroh (24), warga Rorotan, Jakarta Utara, menceritakan saat dia menumpang angkot 02 jurusan Semper-Rorotan. Ia melihat sopir angkot memarahi siswi SMP yang hanya membayar tarif Rp 2.000.
"Saya lihat sendiri, si pelajar itu mau menangis dibentak sopir. Harusnya pemerintah tegas terhadap sopir yang seperti itu," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.