Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Lurah dan Camat Terlalu Lama di Zona Nyaman

Kompas.com - 12/09/2013, 18:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai bahwa para lurah dan camat di Jakarta terlalu lama berada di zona nyaman mereka. Hal itu mengakibatkan para pamong masyarakat itu tidak mengerti cara melayani warga.

"Mereka tidak sesuai dengan harapan dan konsep melayaninya karena mereka juga sudah terlalu lama di zona nyaman juga, dan enggak mengerti lagi melayani orang," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Dalam seminar bertema "Plus Minus Lelang Jabatan" di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu (11/9/2013) kemarin, Basuki mengatakan bahwa 60 persen lurah dan camat hasil seleksi dan promosi terbuka belum dapat memenuhi kriteria yang diharapkan oleh Basuki maupun Gubernur DKI Joko Widodo. Basuki menyebutkan, hanya sekitar 40 persen camat dan lurah yang dapat memberikan pelayanan publik baik kepada warganya. Meski demikian, Basuki berpendapat bahwa 40 persen pamong yang melayani secara baik itu dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja 60 persen camat dan lurah yang kinerjanya belum memuaskan.

"Karena mereka juga takut dicopot kan. Kita bilang, 'Anda ini pas-pasan lho, tapi kita pertahankan dan Anda harus berubah'," kata Basuki.

Menurut Basuki, Pemprov DKI tidak akan gegabah memutasi lurah dan camat dengan performa kurang memuaskan itu. Pemerintah Provinsi DKI akan terus mengawasi kinerja mereka hingga beberapa bulan ke depan. Waktu diberikan untuk memperbaiki kinerja dan pelayanannya sebagai pengayom warga di wilayahnya.

Setelah itu, Pemprov DKI akan melakukan seleksi kedua untuk menggantikan camat dan lurah yang kinerjanya tidak memuaskan. Rencananya, seleksi jabatan tersebut akan dilakukan setelah Pemprov DKI mendapatkan tenaga pendidik atau guru dan kepala dinas serta staf di dinas-dinas.

"Setelah kita dapatkan guru-guru dan dinas yang kompeten, akan kita adakan lelang jabatan lagi dan kita evaluasilah karena bisa saja di tengah jalan langsung kita copot jabatannya," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com