Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Tolak Mutasi Lurah Lenteng Agung

Kompas.com - 26/09/2013, 12:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghargai aspirasi warga yang meminta pemindahtugasan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli. Menurut Basuki, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak akan memutasi pejabat karena latar belakang suku, ras, dan agama.

"Ya, itu bagian dari proses demokrasi. Kita ini hidup di negara pancasilais. Mana ada memindahkan orang, tapi membawa-bawa agama," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (26/9/2013).

Menurut dia, aksi unjuk rasa yang dilakukan sekelompok warga pada Rabu (25/9/2013) itu masih bisa ditoleransi karena berlangsung secara damai dan tidak anarkistis. Jika unjuk rasa menjurus ke aksi anarkistis, maka bukan tidak mungkin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menempuh jalur hukum.

Hingga saat ini, kata Basuki, baik Gubernur maupun Wakil Gubernur belum melakukan evaluasi terhadap kinerja lurah dan camat hasil seleksi promosi terbuka. Intinya, ia bersama Jokowi tidak akan menjadikan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagai bahan pertimbangan memutasi seorang pejabat.

Menurut Basuki, penolakan warga terhadap Susan sebagai Lurah Lenteng Agung tidak mewakili kehendak seluruh warga Lenteng Agung. Ia menjelaskan, dulu saat ia terpilih menjadi wakil gubernur, sekitar 48 persen warga Jakarta belum menerima Basuki sebagai wakil gubernur. Namun, hingga kini, ia masih bertahan untuk memimpin Ibu Kota.

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menduga warga yang memprotes Susan bukan warga Lenteng Agung. Walaupun konflik ini belum selesai, Basuki menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak akan menjadi mediasi atau penengah antara Lurah Lenteng Agung dan warga penolak.

"Apa yang mau ditengahi? Kita cuma taat sama konstitusi kok," kata dia.

Beberapa waktu lalu, sejumlah warga meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk mengganti Susan Jasmine Zulkifli atas dasar tertentu, bukan lantaran kinerjanya yang tak memuaskan. Buntut dari ketidakpuasan itu, warga menggelar unjuk rasa di depan kantor Kelurahan Lenteng Agung. Mereka menuntut agar Susan dipindahkan dan diganti dengan yang lebih sesuai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com