Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disesalkan, Konvoi Sosialisasi Buruh Dihadang Massa di Bekasi

Kompas.com - 29/10/2013, 02:17 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Konvoi untuk sosialisasi rencana mogok nasional oleh buruh di kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Senin (28/10/2013), tidak berlangsung mulus. Konvoi dihadang massa, dan terjadi kericuhan.

Pengadangan konvoi dari FSPMI, FARKES, KSBSI, KASBI, FSP KEP KSPI, FKI SPSI terjadi di kawasan industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Sempat terjadi kericuhan antara buruh dan massa. Guna menghindari konflik, buruh menghindar ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari Gerbang Tol Cibitung menuju Gerbang Tol Cikarang Barat.

Nyumarno dari Lembaga Bantuan Hukum Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia menyatakan, konvoi digelar untuk sosialisasi rencana Mogok Nasional pada 31 Oktober 2013 - 1 November 2013. "Sosialisasi ditujukan kepada buruh di seluruh pabrik di kawasan industri," katanya saat dikonfirmasi pada Senin malam.

Massa buruh berkumpul di Omah Buruh, kawasan industri EJIP, Cikarang Selatan, pukul 08.00 WIB. Ada sekitar 1.000 buruh yang kemudian berkonvoi di EJIP-Hyundai-Delta Silicon 1 untuk sosialisasi mogok nasional.

Menurut Nyumarno, kegiatan di tiga kawasan industri tadi aman, tertib, dan damai. Sosialisasi diumumkan oleh Nurdin Muhidin dan Bung Novel menggunakan pelantang suara di mobil komando aksi.

Pada pukul 09.15 WIB, mobil komando aksi mendapat informasi dari mobil komando MM 2100 bahwa kegiatan di kawasan industri itu dilarang oleh Kepolisian Resor Kota Bekasi Kabupaten dan pengelola MM2100. Karena itu, massa di EJIP kemudian bergerak menuju MM2100 untuk meneruskan sosialisasi.

Nyumarno meneruskan, pada pukul 10.00 WIB massa buruh dari EJIP akhirnya bisa masuk MM2100 dengan pengawalan mobil petugas Polri. Namun, di dalam kawasan, massa buruh dihadang oleh sekelompok massa.

Ingin menghindari gesekan, buruh pun kembali ke EJIP tetapi dalam perjalanan kembali dihadang oleh kelompok massa lainnya. Massa meminta buruh kembali lewat jalur saluran irigasi tarum barat (Kalimalang). Namun, di jalur ini, buruh diserang oleh sekelompok massa bersenjata balok kayu dan bambu.

"Kami menyesalkan karena saat penyerangan itu, tidak ada polisi yang mengawal," kata Nyumarno. Buruh tetap mengalah dengan menghindari benturan lebih jauh. Buruh pun kembali ke EJIP melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Namun, di sini, massa buruh yang bersepeda motor dimarahi oleh petugas Polri. Buruh menyatakan terpaksa lewat jalan tol demi menghindari serangan massa lainnya. Nyumarno mengatakan, selain mengecam tindakan massa yang anarkistis, buruh menyesalkan pembiaran oleh petugas Polri.

"(Kami) mendesak Polri tidak melakukan pembiaran terhadap premanisme yang menghalangi kegiatan buruh," kata Nyumarno. Menurut dia, sosialisasi berupa konvoi sudah diberitahukan kepada Mabes Polri.

Prakondisi juga sudah dilakukan dengan demonstrasi di Kantor Bupati Bekasi. Untuk itu, sangat disayangkan bila sosialisasi Senin itu diwarnai penghadangan dan tindakan anarkistis oleh massa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com