Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis PU: Pintu Air di Jakarta seperti Saringan Sampah

Kompas.com - 04/11/2013, 16:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan, kondisi pintu-pintu air di Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Pintu-pintu air itu sudah penuh dengan sampah sehingga harus segera dibersihkan sebelum musim hujan tiba.

"Kondisi pintu air sudah kayak saringan sampah," ujar Manggas saat dihubungi di Jakarta, Senin (4/11/2013).

Ia mengatakan, setiap hari 30 ton sampah diangkut dari pintu air Manggarai, Jakarta Pusat. Sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 215 Tahun 2012 tentang Pengintegrasian dan Optimalisasi Pengelolaan Sampah, sejak 1 April 2013 penanganan sampah sungai, kali, dan badan air telah menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan DKI.

Namun, Manggas mengklaim bahwa meskipun tanggung jawab atas pintu air diserahkan kepada Dinas Kebersihan, Dinas PU DKI secara rutin mengecek dan meninjau keadaan pintu air. "Pengecekan berkala ini dilakukan agar jika ditemukan gangguan yang menghambat fungsi pintu air, dapat segera diatasi," kata Manggas.

Jakarta memiliki 221 pintu air. Sebanyak 89 pintu air berada di Jakarta Utara, 46 pintu air di Jakarta Barat, 38 pintu air di Jakarta Pusat, 30 pintu air di Jakarta Barat, dan 18 pintu air di Jakarta Selatan. Pengerukan sampah di pintu air diprioritaskan dilakukan di pintu air Manggarai, Istiqlal, Setiabudi, dan Ancol.

Yang menjadi kendala dalam pengerukan sampah di pintu air ini adalah keterbatasan alat berat atau ketersediaan ekskavator. Menurut Manggas, saat ini Dinas PU DKI hanya memiliki enam unit alat berat. Untuk mencukupi kebutuhan alat berat itu, Pemprov DKI mendapatkan bantuan dari beberapa perusahaan swasta penyumbang, misalnya saat mengeruk lumpur di Waduk Pluit, Jakarta Utara.

Selain itu, Jakarta juga mendapat bantuan alat berat dari badan usaha milik daerah (BUMD) DKI, yakni PT Jakarta Propertindo. Manggas mengatakan, tahun ini akan ada penambahan 23 unit alat berat berbagai ukuran. Dengan demikian, pengerukan sungai dan waduk dapat dilakukan secara bergantian setiap hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com