Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar SMS, Undang Jokowi Harus Bayar

Kompas.com - 06/11/2013, 07:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah pesan singkat berantai beredar di masyarakat beberapa waktu terakhir. Isinya, tentang adanya oknum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi calo untuk menghadirkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam sebuah acara tertentu, dengan imbalan sejumlah uang.

Pesan singkat tersebut tampak diawali dengan sederet kalimat yang seluruhnya menggunakan huruf kapital. Berikut kalimat pertama dalam SMS yang dihimpun Kompas.com pada Selasa (5/11/2013) kemarin.

"BREAKING NEWS...! TERNYATA PUNGUTAN LIAR MASIH MERAJAKLELA DALAM KALANGAN STAF KESEKERETARIATAN GUBERNUR DKI," tulis SMS itu.

Di kalimat selanjutnya, menerangkan praktik calo yang terjadi. Berikut petikan tulisan dalam SMS tersebut.

"Dalam rangka ulang tahun ke 30 Yayasan RS Jakarta, pimpinan yayasan rumah sakit mengajukan permohonan tertulis suatu sambutan Gubernur DKI. Tapi sayang permohonan baru akan disampaikan apabila disertai sejumlah uang cukup besar jumlahnya. Terlalu...."

Di akhir pesan itu, turut tercantum pihak yang mengirim pesan berantai itu, yakni Pembina Yayasan Rumah Sakit Jakarta atas nama Benyamin Mangkudilaga, tanpa kontak yang bisa dihubungi.

Hingga pagi ini, Kompas.com berupaya mengonfirmasi SMS tersebut kepada Benyamin, tapi diketahui belum terkonfirmasi.

Diduga calo, bukan PNS

Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta Heru Budi Hartanto mengaku belum mendapatkan laporan terkait beredarnya pesan singkat berantai tersebut. Di sisi lain, Heru menduga oknum yang dimaksud bukanlah pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta dan merupakan pihak ketiga.

"80 sampai 90 persen saya jamin, itu bukan orang kami. Tapi memang biasanya ada pihak ketiga mengaku dekat dengan Pak Jokowi dan menjanjikan suatu hal, padahal tidak ada," ujar Heru.

Kendati demikian, ia tetap akan melakukan penyelidikan mencari tahu siapa oknum PNS yang dimaksud. Jika memang terbukti oknum PNS tersebut melakukan pemerasan, Heru tidak akan segan-segan untuk memecatnya dengan tidak horman.

Heru, sebagai pihak resmi yang mengatur jadwal kegiatan sang gubernur mengaku hingga saat ini belum menerima surat permoh onan permintaan sambutan Jokowi dari RS Jakarta. Jika benar bahwa rumah sakit itu mengundang DKI 1, Heru mempersilakan untuk mengirimkan undangan secara resmi kepada gubernur.

"Kalau benar mau ngundang, besok pagi (hari ini) saya tunggu undangannya. Ngapain susah-susah melalui orang yang enggak jelas. Sebenarnya gampang kasih surat ke gubernur," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com