Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Gampang Ketemu Saya, Tidak Perlu Bayar

Kompas.com - 06/11/2013, 21:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta warga Jakarta untuk tidak memercayai calo-calo yang mencatut nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama dirinya untuk sebuah acara. Terlebih acara tersebut bersifat komersial dan ditarik sejumlah biaya.

Menurut dia, untuk dapat bertemu dengannya, hanya tinggal mendatangi Balaikota atau rumah pribadinya di Jakarta Utara. "Orang mau ketemu saya kan tinggal tunggu di tangga (Balaikota), langsung masuk, enggak perlu bayar," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (6/11/2013).

Selain dapat langsung mengunjunginya di Balaikota, warga juga dapat langsung mengirimkan pesan pendek atau SMS kepadanya. Basuki pun berani menjamin, staf pribadinya tidak berani bermain-main dengan uang.

Basuki menceritakan, ada beberapa acara komersial yang sudah ia tolak hadiri. Namun, sering kali Basuki "terjebak" hadir di acara yang dikomersialisasi tanpa sepengetahuannya. Misalnya ada sebuah talkshow yang menghadirkannya sebagai narasumber. Namun, ternyata para peserta ditarik biaya tiket yang harganya selangit.

"Makanya kalau acara gitu, saya enggak mau pergi. Kalau ada staf saya yang narik biaya, ya sanksi dong," kata Basuki.

Diberitakan sebelumnya, sebuah pesan singkat berantai beredar di masyarakat beberapa waktu ini. Isinya, adanya oknum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi calo untuk menghadirkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam sebuah acara tertentu dengan imbalan sejumlah uang.

Pesan singkat tersebut diawali dengan sederet kalimat yang seluruhnya menggunakan huruf kapital. "BREAKING NEWS...! TERNYATA PUNGUTAN LIAR MASIH MERAJALELA DALAM KALANGAN STAF KESEKERETARIATAN GUBERNUR DKI," tulis SMS itu.

Kalimat selanjutnya menerangkan praktik calo yang terjadi. Berikut tulisan dalam SMS tersebut. "Dalam rangka ulang tahun ke 30 Yayasan RS Jakarta, pimpinan yayasan rumah sakit mengajukan permohonan tertulis suatu sambutan Gubernur DKI. Tapi sayang permohonan baru akan disampaikan apabila disertai sejumlah uang cukup besar jumlahnya. Terlalu...."

Di akhir pesan itu, turut tercantum pihak yang mengirim pesan berantai itu, yakni Pembina Yayasan Rumah Sakit Jakarta atas nama Benyamin Mangkudilaga tanpa kontak yang bisa dihubungi.

Sementara Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta Heru Budi Hartanto mengaku belum mendapatkan laporan terkait beredarnya pesan singkat berantai tersebut. Di sisi lain, Heru menduga oknum yang dimaksud bukanlah pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta dan merupakan pihak ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com