Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Seharusnya Ahok Beri Solusi, Jangan Marah-marah Saja

Kompas.com - 16/11/2013, 15:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang meminta anak-anak terindikasi melakukan tindak kriminal untuk tidak sekolah menggunakan subsidi pemerintah, mengundang reaksi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Sekjen KPAI M Ihsan mengatakan, seharusnya Basuki sebagai pejabat daerah dapat memberikan jalan keluar ataupun langkah strategis kepada anak-anak yang sudah melakukan tindak kriminal itu tanpa menggunakan emosi yang meluap-luap. Sebab, akibatnya akan berdampak pada mental anak tersebut.

"Nah itu yang dimaksud, Ahok (panggilan Basuki) seharusnya memberikan saran solutif, jangan main marah-marah saja," kata Ihsan kepada wartawan, Sabtu (16/11/2013).

Saran-saran solutif itu antara lain seperti pembinaan, penyuluhan, pendampingan, maupun penguatan peran orangtua dalam mendampingi anak-anak mereka. Menurut dia, semua anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Baik itu anak-anak yang pintar maupun yang tidak pintar, anak-anak baik maupun anak-anak yang bandel.

Ihsan menjabarkan beberapa peraturan yang menguatkan argumennya. Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang Perlindungan Anak, kata dia, negara, pemerintah, keluarga, dan orangtua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak untuk memperoleh pendidikan.

Sementara berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada Pasal 3 disebutkan pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sedangkan pada Pasal 4 Ayat 3 disebutkan pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. "Semua yang menjamin itu UU. Sedangkan saya hanya mengutip isi dari UU itu," kata dia.

Kumpulkan bukti

Rencananya, Ihsan yang juga Ketua Satuan Perlindungan Anak (Satgas PA) melalui pengacara yang telah ditunjuk akan mengajukan somasi kepada Basuki atas pernyataan kontroversialnya. Saat ini, kata dia, Satgas PA sedang mengumpulkan bukti-bukti.

Ia juga mengharapkan, hal ini dapat menjadi "efek jera" atau pembelajaran bagi Basuki untuk lebih dapat menjaga tutur katanya sebagai pejabat publik. Kendati demikian, Ihsan enggan menjelaskan secara detail terkait wacana somasi tersebut. "Iya lagi dipelajari bahan-bahannya oleh pengacara. Hari Senin mau dimatangkan lagi," ujar Ihsan.

Pernyataan kontroversial Basuki terkait dukungannya terhadap pemecatan anak-anak yang terindikasi menjadi "calon penjahat" itu disampaikannya di acara Lokakarya Pembelajaran Implementasi Sekolah Aman Komprehensif, di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013) lalu.

Selain mendukung adanya upaya pemecatan, menurut Basuki, subsidi pemerintah dalam bentuk APBD di sekolah negeri tak sepantasnya diberikan kepada peserta didik, yang lebih memikirkan otot daripada otak. Basuki juga menyoroti adanya pengawasan lebih dari orangtua kepada anak-anak mereka agar tidak melakukan tindak kriminal dan menularkan kenakalan mereka pada anak-anak lainnya.

Salah satu kasus kriminal yang baru-baru ini terjadi adalah sebanyak 35 siswa SMA Negeri 46 yang dikeluarkan karena melakukan pembajakan bus. Menurut Basuki, pembajakan bus merupakan salah satu tindak kriminal dan tidak sepantasnya dilakukan oleh mereka yang masih menempuh pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com