Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Rusun, Jokowi Belum Bisa Pindah Warga Kampung Pulo

Kompas.com - 18/11/2013, 21:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Normalisasi Sungai Ciliwung belum dapat dilakukan di seluruh tempat di sepanjang sungai itu. Hal itu dikarenakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum dapat memenuhi kebutuhan rumah susun untuk menampung warga yang tinggal di sepanjang sungai tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI harus memindahkan warga yang bermukim di pinggir atau bahkan di atas sungai tersebut supaya alat-alat berat dapat masuk dan menormalisasi sungai. "Bagaimana (warga) mau dipindahkan, wong rusun saja belum ada yang jadi. Ada berapa ribu warga yang ada di sana? Coba mau dipindahkan ke mana?" kata Jokowi di rumah dinasnya, Senin (18/11/2013).

Ia mengatakan, Pemprov DKI bisa saja memberikan dana ganti rugi sesuai dengan luas lahan yang ditempati warga. Namun, hal itu melanggar peraturan yang dibuat oleh Pemprov DKI sendiri. Sesuai rencana tata ruang wilayah Jakarta, lahan milik yang ditempati warga itu merupakan tanah negara. Oleh karena itu, tidak tepat jika Pemprov DKI memberikan ganti rugi kepada warga yang menduduki lahan negara.

Jokowi menyatakan, situasi ini semestinya tidak perlu terjadi jika pemerintah sebelumnya menegakkan peraturan bahwa aliran sungai tidak diperbolehkan menajdi tempat tinggal warga. Menurut Jokowi, birokrat di Indonesia ini tidak biasa berhadapan dengan warga. Bahkan, kata dia, tidak jarang pemerintah "main aman" untuk persoalan-persoalan yang bersinggungan dengan masyarakat.

"Ini kan problem yang bertumpuk-tumpuk ndak diselesaikan dari sebelumnya. Harusnya kan periode pertama selesai 10 persen, periode kedua 20 persen. Ini ndak, bergunung-gunung," ujarnya.

Karena masih menunggu pembangunan rusun, Jokowi mengatakan bahwa nasib warga di bantaran Sungai Culiwung menggantung. Isu relokasi sudah berembus kencang, sementara warga bingung karena tak ada kejelasan dari isu tersebut sehingga warga menjadi ragu.

"Ya, wajar. Kita sudah ukur, tapi ndak jelas-jelas dia dipindahnya kapan, tindak lanjutnya ke mana, malah buat resah. Kita kan mau sekarang diukur, besoknya langsung pindah,"ujar Jokowi.

Jokowi tidak patah arang atas lilitan persoalan itu. Dia telah menginstruksikan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI untuk mempercepat pembangunan sejumlah rumah susun sewa sederhana di Jakarta. Targetnya, Dinas Perumahan harus dapat membangun 200 blok rusunawa dalam satu tahun. Saat ini, baru 27 blok rusunawa yang telah dibangun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com