Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Trotoar Kedubes AS Dibuka Setelah Pembangunan Selesai

Kompas.com - 09/12/2013, 11:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga mengeluhkan trotoar di depan Kedubes Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan yang tidak bisa dilalui pejalan kaki. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purama mengatakan, akses trotoar akan dibuka setelah renovasi dan perluasan Kedubes AS selesai.

Basuki mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sedang gencar merapikan bangunan yang menggunakan jalur umum untuk jalur khusus masuk sebagai akses bangunan itu.

"Kita paksa yang mau masuk sana lewat pintu belakang (Jalan Kebon Sirih). Trotoar harus dibuka, setelah pembangunannya selesai," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (9/12/2013).

Menurut dia, pihak AS memiliki alasan mengapa mereka mengeksklusifkan diri dengan menutup trotoar dan jalur umum di Jalan Medan Merdeka Selatan. Setelah adanya peristiwa terorisme, tak hanya Kedubes AS yang menutup trotoarnya. Kedubes Australia juga sempat menutup akses trotoar yang seharusnya menjadi fasilitas publik.

Karena letak Kedubes AS yang jarang terjadi kemacetan, DKI masih memberikan toleransi kepada mereka.

"Kita lihat situasinya, kalau macet pasti kita enggak kasih. Dulu juga Kedubes Australia begitu, tapi dipaksa untuk dibuka lagi karena bikin macet," kata Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok itu pun menyamakan kasus Kedubes AS dengan pedagang kaki lima (PKL) yang masih bertahan di beberapa bahu jalan. Penanganan PKL berdasarkan skala prioritas. Apabila keberadaan PKL itu tidak menyebabkan macet, DKI membiarkannya terlebih dahulu hingga tersedia tempat relokasi yang layak.

Untuk menangani Kedubes AS yang menutup akses trotoar dan jalur umum, Basuki juga meminta kerja sama pihak kepolisian. Rencananya, Kedubes AS akan diperluas menjadi sepuluh lantai, dengan luas ruang kerja kerja 3,6 hektar, yang menjadikannya sebagai Kedutaan AS terbesar ketiga dunia setelah kedutaannya di Irak dan Pakistan.

Trotoar di sepanjang depan Kedubes AS dipagari separator batu beton. Selain beton, satu jalur umum itu dibatasi oleh marka jalan. Beberapa sekuriti yang dilengkapi dengan senjata pun bersiaga menjaga Kedubes AS.

Masyarakat tidak boleh melintas di trotoar depan Kedubes AS. Hanya mereka yang memiliki kepentingan yang diperbolehkan melintasi trotoar dan jalur tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com