Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Gunakan "E-budgeting" pada RAPBD 2014

Kompas.com - 11/12/2013, 12:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Memperbaiki struktur penyerapan anggaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menerapkan sistem anggaran elektronik (e-budgeting). Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti mengatakan sistem e-budgeting sudah mulai digunakan sejak pembahasan Rancangan APBD (RAPBD) 2014.

"Dengan sistem ini, kami bisa menghindari penumpukan anggaran di akhir tahun," kata Endang, di Balaikota Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Di samping mencegah penumpukan anggaran yang berujung pada sisa lebih penghasilan anggaran (Silpa), e-budgeting juga diterapkan agar tidak lagi muncul anggaran siluman dalam penyusunan RAPBD DKI. Persiapan sistem e-budgeting telah selesai dikerjakan, saat ini para satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tinggal mengisi e-budgeting sesuai dengan pagu anggaran dan jenis kegiatannya.

Agar lebih optimal, SKPD DKI juga didorong untuk menggunakan sistem e-catalogue dalam mekanisme pengadaan barang. Sehingga, pengadaan barang dan jasa tidak perlu lagi menggunakan mekanisme lelang.

"Kalau melalui lelang, paling tidak butuh waktu sampai 40 hari. Belum lagi kalau ada sanggahan-sanggahan, bisa lebih lama," katanya.

Dalam kesempatan berbeda, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan melalui penerapan e-budgeting, setiap SKPD bisa membahas program pembangunan yang mereka usulkan dalam RAPBD DKI 2014 secara internal. Tanpa lagi melibatkan dirinya hingga rapat tengah malam yang cukup menghabiskan waktu kerjanya.

Selain itu, ia juga tak mempermasalahkan besarnya pagu anggaran yang diusulkan tiap SKPD dalam setiap program kegiatan pembangunan. Asalkan, satuan kerja dan spesifikasinya benar serta harganya juga tidak dibuat sangat mahal.

"Sekarang, mereka tinggal bahas sendiri dan begitu masuk sistem, langsung saya kunci. Kalau tidak sepakat, juga sudah saya kunci. Jadi e-budgeting siap digunakan," ujar Basuki.

Sekadar informasi, hingga 29 November 2013, tingkat penyerapan anggaran baru mencapai 55,2 persen atau sekitar Rp 27,7 triliun dari alokasi APBD-Perubahan 2013 DKI yang sebesar Rp 50,11 triliun.

Atas hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga mendesak SKPD untuk dapat memulai pengerjaan proyek lelangnya dari Maret 2014. Hal ini dimaksudkan agar penyerapan anggaran bisa terlaksana dengan optimal. Jika proyek lelang bisa dikerjakan sejak Maret, maka ia mengharapkan, semua proyek bisa selesai di akhir Oktober tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com