Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Kampung Pulo "Bergulat" dengan Lumpur 1 Meter

Kompas.com - 12/02/2014, 18:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir yang melanda permukiman warga di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, telah surut. Namun, warga setempat masih bergulat dengan lumpur hingga setinggi 1 meter.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (12/2/2014) petang, lumpur yang mengendap hingga sepinggang orang dewasa mengotori semua ruang dalam rumah warga. Membersihkannya bukan perkara mudah. Hanya warga yang tinggal dekat bibir Sungai Ciliwung yang dapat langsung membersihkan rumah mereka dari endapan lumpur itu. Warga di sana dapat dengan mudah mengambil air dari sungai dan membersihkan lumpur.

Jalan menuju permukiman pun becek akibat lumpur setinggi mata kaki. Jauh ke dalam area permukiman, lumpur semakin tinggi dan menyebabkan kaki terjebak. Sebagian warga sudah dapat membersihkan lumpur, tetapi banyak warga lain yang masih berjibaku dengannya.

Ketua RT 03 RW 03 Budi mengatakan, lumpur setinggi pinggang berada di permukiman warga dekat Sungai Ciliwung. "Lumpurnya sepinggang, sudah hampir satu minggu. Ngeliatnya aja kita sudah engap. Sekarang kita hanya bisa buat akses untuk jalan dulu. Dari pukul 08.00 pagi kita bersihkan, tapi keadaan masih begini saja," kata Budi kepada Kompas.com, Rabu petang.

Selain lumpur, sampah juga menyangkut di sela-sela sudut rumah warga. Untuk membersihkannya, kata Budi, warga bahu-membahu menggunakan selang milik pemadam kebakaran untuk menyedot air Sungai Ciliwung. "Kita pakai pompa mesin. Tapi keadaan memang masih banyak lumpur, kita kecapekan," ujar Budi.

Menurut Budi, menyingkirkan lumpur dengan alat penyerok belumlah cukup. Sepatu bot yang digunakan warga juga tersangkut-sangkut di dalam lumpur. Warga di sana kekurangan alat, seperti sarung tangan karet, pel, karbol, dan alat pembersih lantai.

Selain itu, ancaman penyakit kulit juga menjadi masalah bagi warga saat bersih-bersih rumah. Sebagian warga di sana sudah terserang penyakit gatal-gatal dari lumpur berbau tidak sedap itu. "Badan bisa panas dan demam kalau kena lumpur," kata Budi.

Ketua RT 4 RW 03 Usep mengatakan, pecahan kaca atau pelat seng terserak dan dapat menyebabkan luka pada kaki. Lumpur menyebabkan benda tajam itu terbenam dan tidak dapat terdeteksi oleh warga. Lumpur juga menghambat aktivitas warga untuk mencari nafkah.

"Nggak ada yang kerja. Perai(libur) satu bulan. Ada juga yang cuti. Yang nggak kerja kayak yang jualan. Kebanyakan pedagang," ujar Usep.

Usep mengatakan, rumah warga di wilayahnya mengalami sejumlah kerusakan akibat banjir. Ada rumah semipermanen yang sudah bolong pada temboknya, dan jendela atau daun pintu yang rusak. Perangkat elektronik milik warga juga rusak akibat terendam banjir dan lumpur. Warga benar-benar kepayahan dengan banjir kali ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com